Pamsimas, Contoh Sukses Program Berbasis Masyarakat bagi Kepentingan Bersama

Sabtu, 04 Desember 2021 | 15:25 WIB
Pamsimas, Contoh Sukses Program Berbasis Masyarakat bagi Kepentingan Bersama
Seorang warga tengah memanfaatkan fasilitas Pamsimas. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu desa di kawasan ini yang seringkali dilanda kekeringan. Di waktu-waktu tertentu, terutama di musim kemarau, warga Desa Donomulyo kesulitan air

Namun kondisi berbeda ketika pada 2016, Program Pamsimas masuk ke  wilayah tersebut.

Kini  warga telah menikmati program ini.  Penerima manfaat dari Program Pamsimas ada tiga dusun, yaitu Dusun Bandung, Wareng, dan Karang Wetan.

Airnya diambil dari mata air desa, lalu dipompa naik ke reservoir utama sejauh 90 meter. Air tersebut dialirkan secara gravitasi ke empat bak pembagi dan didistribusikan ke rumah-rumah warga dengan jaringan pipa.

Warga desa kini tidak perlu lagi berjalan sejauh 1 kilometer ke sumber mata air.

Ketika proyek air minum ini diserahterimakan dari Program Pamsimas kepada KPSPAMS, jumlah sambungan rumah hanya 65 unit. Kini jumlahnya sudah berkembang menjadi 315 unit.

KPSPAMS merupakan unit otonom yang mempunyai kewenangan mengatur dan mengelola kegiatan dan organisasi secara internal, namun tetap di bawah koordinasi pemerintah desa. Pengurus badan pengelola dipilih oleh masyarakat.

Program Sukses Berbasis Masyarakat

Pamsimas didisain dengan melibatkan masyarakat dari sejak perencanaan, pengerjaan, hingga pemeliharaan. Inilah yang disebut berbasis masyarakat. Sebutannya pun bukan proyek, tapi program.

Baca Juga: Resmikan Bendungan Pidekso, Jokowi Sebut Air Kunci Ketahanan Pangan

Proyek memiliki permulaan dan akhir, sedangkan program bermakna terus- menerus berkelanjutan.

Ketika masyarakat dilibatkan, mereka merasa ikut memiliki dan kemudian mau memeliharanya. Kontribusi masyarakat dimaksudkan sebagai wujud dari komitmen sense of belonging dan sense of responsibility terhadap kegiatan maupun hasil kegiatan yang dilakukan masyarakat sendiri.

Semakin besar kontribusi masyarakat, semakin tinggi pula komitmennya untuk memiliki dan bertanggung jawab pada pelaksanaan dan keberlangsungan kegiatan Pamsimas.

Kontribusi masyarakat dalam Program Pamsimas adalah 20 persen dari seluruh biaya yang telah dituangkan melalui Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Sebesar 4 persen berupa uang tunai dari iuran masyarakat yang disebut in cash, 16 persen lainnya berupa in kind dalam bentuk barang atau tenaga, yang biasanya dilakukan secara gotong royong.

Sedangkan pola pembiayaan Progam Pamsimas, dari APBN atau APBD sebesar 70 persen, 10 persen berasal dari APBDes, dan 20 persen dari kontribusi masyarakat (pada Pamsimas I-II tidak ada kewajiban APBDes).

Dana yang berasal dari APBN atau APBD pada hakekatnya merupakan pemicu atau stimulan, serta penghargaan atas tumbuhnya kepedulian, prakarsa, inisiatif, rasa memiliki, dan rasa tanggungjawab masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI