Ketika masyarakat dilibatkan, mereka merasa ikut memiliki dan kemudian mau memeliharanya. Kontribusi masyarakat dimaksudkan sebagai wujud dari komitmen sense of belonging dan sense of responsibility terhadap kegiatan maupun hasil kegiatan yang dilakukan masyarakat sendiri.
Semakin besar kontribusi masyarakat, semakin tinggi pula komitmennya untuk memiliki dan bertanggung jawab pada pelaksanaan dan keberlangsungan kegiatan Pamsimas.
Kontribusi masyarakat dalam Program Pamsimas adalah 20 persen dari seluruh biaya yang telah dituangkan melalui Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Sebesar 4 persen berupa uang tunai dari iuran masyarakat yang disebut in cash, 16 persen lainnya berupa in kind dalam bentuk barang atau tenaga, yang biasanya dilakukan secara gotong royong.
Sedangkan pola pembiayaan Progam Pamsimas, dari APBN atau APBD sebesar 70 persen, 10 persen berasal dari APBDes, dan 20 persen dari kontribusi masyarakat (pada Pamsimas I-II tidak ada kewajiban APBDes).
Dana yang berasal dari APBN atau APBD pada hakekatnya merupakan pemicu atau stimulan, serta penghargaan atas tumbuhnya kepedulian, prakarsa, inisiatif, rasa memiliki, dan rasa tanggungjawab masyarakat.
Untuk itu, dana BLM Pamsimas (APBN atau APBD) hanya dapat dicairkan apabila masyarakat telah sanggup merealisasikan swadaya, baik in-cash maupun in-kind.
Pamsimas sendiri merupakan program pengadaan air minum berbasis masyarakat berbasis komunal.
Pengadaan air minum yang dilakukan pemerintah ada dua, pertama, yang berbasis institusi, misalnya dikelola PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), yang biasanya melayani masyarakat di perkotaan. Kedua, berbasis komunal, yang dikelola dan dilakukan oleh masyarakat.
Pamsimas berbasis komunal, yang berarti melibatkan masyarakat, menyasar para penduduk perdesaan yang tidak terjangkau layanan PDAM. Pengelolanya pun dari, oleh dan untuk masyarakat, yaitu lewat KPSPAMS yang dipilih masyarkat sendiri. KPSPAMS diharapkan menjadi “PDAM kecil ala desa”.
Baca Juga: Resmikan Bendungan Pidekso, Jokowi Sebut Air Kunci Ketahanan Pangan
Pengelolaan keuangannya tidak terlalu membebani masyarakat, karena dikelola lebih efisien dan tidak berorientasi pada keuntungan.