Suara.com - Pergerakan pasar saham global menunjukkan dinamika yang kompleks pada awal pekan ini. Wall Street ditutup melemah karena sejumlah laporan laba perusahaan yang mengecewakan, sementara bursa Asia bergerak bervariasi di tengah antisipasi perundingan dagang AS-Tiongkok. Sedangkan, IHSG hari ini, Rabu (30/7/2025) diprediksi lanjutkan rebound.
Wall Street Tertekan Laporan Kinerja dan Menanti The Fed
Pada perdagangan Selasa (29/7/2025), Wall Street ditutup melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,46%, S&P 500 melemah 0,30%, dan Nasdaq Composite melemah 0,38%. Pelemahan ini sebagian besar disebabkan oleh laporan kinerja kuartalan beberapa emiten yang di luar ekspektasi pasar.
Saham UnitedHealth merosot 7,5%, Boeing turun 4,4%, dan Merck melemah 1,7% setelah merilis hasil kuartalan yang mengecewakan. Selain itu, United Parcel Service anjlok 10,6% karena perusahaan pengiriman paket tersebut menolak merilis proyeksi pendapatan dan margin tahunan. Whirlpool juga mengalami penurunan signifikan sebesar 13,4% setelah memangkas proyeksi pendapatan dan dividen tahunannya, dengan alasan tekanan dari peningkatan impor. Sementara itu, Procter & Gamble turun 0,3% karena memperkirakan hasil tahunan di bawah perkiraan dan berencana menaikkan harga beberapa produk akibat tarif.
Investor juga masih menunggu pernyataan kebijakan dari Federal Reserve yang akan merilis keputusannya minggu ini. Laporan keuangan dari perusahaan megacap seperti Meta, Microsoft, Amazon, dan Apple juga akan menjadi sorotan utama di sisa minggu ini.
Bursa Asia Bervariasi, Fokus Negosiasi Dagang AS-Tiongkok
Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik menunjukkan pergerakan yang beragam pada perdagangan Selasa (29/7), seiring investor mencermati perundingan dagang antara AS dan Tiongkok.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,79% dan Topix melemah 0,75%. Namun, di Korea Selatan, Kospi menguat 0,66% dan Kosdaq naik tipis 0,01%. Pasar saham Tiongkok menunjukkan penguatan, dengan Shanghai Composite bertambah 0,33%, meskipun Hang Seng Hong Kong berkurang 0,15%. Di Australia, ASX 200 naik 0,08%. Namun, indeks di Asia Tenggara cenderung melemah, dengan FTSE Straits Times turun 0,28% dan FTSE Malay KLCI melemah 0,36%.
Sentimen pasar Asia-Pasifik secara keseluruhan masih diliputi kehati-hatian, menanti hasil perundingan perdagangan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung. Di samping itu, beberapa laporan keuangan penting dari perusahaan besar di Jepang, seperti Advantest, Keyence, Tokyo Electron, Nintendo, ANA Holdings, dan Japan Airlines, juga akan menjadi perhatian pasar.
Baca Juga: CDIA Susul Saham COIN Kena Suspend BEI, Ini Pantauan Harga Terkini
Proyeksi IHSG: Berpotensi Uji Level Support
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup naik tipis 0,04%, namun disertai dengan net sell asing sebesar sekitar Rp449 miliar. Saham-saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, BMRI, ICBP, BBNI, dan AMRT.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi menguji level support di 7550. Jika mampu bertahan di area tersebut, IHSG diperkirakan akan melanjutkan rebound-nya. Level support IHSG berada di rentang 7550-7580, sedangkan level resist berada di 7630-7670.
Berikut adalah beberapa rekomendasi saham hari ini berdasarkan kajian BNI Sekuritas pada Rabu (30/7/2025) pagi, diantaranya:
BBCA: Spec Buy di area beli 8300-8400, cutloss di bawah 8150. Target dekat di 8500-8625.
DEWA: Spec Buy di area beli 228-232, cutloss di bawah 226. Target dekat di 236-250.
KRAS: Spec Buy di area beli 276-282, cutloss di bawah 272. Target dekat di 294-300.
PANI: Spec Buy di area beli 15500-15700, cutloss di bawah 15500. Target dekat di 16050-16300.
Desclaimer: Informasi yang disajikan dalam artikel ini ("Artikel") bersifat umum dan bertujuan untuk tujuan informasi semata. Artikel Suara.com ini BUKAN merupakan nasihat investasi, rekomendasi jual beli saham, tawaran penawaran sekuritas, atau ajakan untuk melakukan aktivitas investasi apa pun. Investasi saham, termasuk rekomendasi yang mungkin disebutkan dalam Artikel ini, mengandung risiko tinggi dan dapat mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh modal investasi Anda. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan.