Kenaikan Harga Komoditas di Tengah Momen Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Diminta Peka

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 09 Maret 2022 | 16:23 WIB
Kenaikan Harga Komoditas di Tengah Momen Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Diminta Peka
Pekerja sedang menata gas LPG non subsidi ukuran 12 kilogram di distributor bernama CV. Sido Rahayu, Jalan Bhayangkara No.66, Kalurahan Ngupasan, Kemantren Gondomanan, Kota Jogja, Senin (27/12/2021). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan kondisi tersebut, tambah dia, pemerintah pusat perlu memikirkan antisipasi dampak kenaikan harga minyak mentah dan gas di pasar global.

Sebab jika pemerintah mudah melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga gas elpiji dan BBM dampaknya akan berbalik menghantam pemulihan ekonomi dan menggerus daya beli masyarakat.

Saat ini, Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi mulai 27 Februari 2022 Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan harga isi ulang gas elpiji 5,5 kg naik menjadi Rp98 ribu.

Sedangkan gas elpiji 12 kg menjadi Rp197 ribu pada tingkat agen. Ini adalah kenaikan yang ke dua kali dalam waktu dua bulan. Sebelumnya, Pertamina juga telah menaikkan harga elpiji non subsidi tersebut pada 25 Desember 2021.

Muttaqin menyebut kenaikan harga elpiji non subsidi merupakan pukulan bagi rumah tangga serta usaha rumah makan dan warung makan yang sudah dihantam kenaikan harga minyak goreng dan kedelai, serta komoditi bahan pokok lainnya.

Kenaikan harga elpiji non subsidi tersebut juga mendorong meningkatnya permintaan elpiji 3 kg yang disubsidi pemerintah.

"Bagi usaha rumah makan, warung dan gerobak kuliner, kenaikan harga elpiji non subsidi bersamaan dengan bahan sembako menyebabkan melonjaknya biaya produksi. Margin usaha menjadi semakin tipis bahkan bisa merugi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI