Protes Lockdown China Kian Parah, Xi Jinping Diminta Turun dari Jabatannya

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 28 November 2022 | 10:57 WIB
Protes Lockdown China Kian Parah, Xi Jinping Diminta Turun dari Jabatannya
Aksi protes di Beijing, China, pada Senin (28/11). (Michael Zhang / AFP)

Suara.com - Pemerintah China yang dipimpin Xi Jinping tengah dalam tekanan usai protes kebijakan ketat lockdown 'nol COVID-19' yang digagas menyebabkan protes besar-besaran di beberapa daerah.

"Para demonstran di Shanghai menyerukan permintaan, yang jarang terjadi sebelumnya, agar Presiden Xi Jinping mundur," menurut saksi dan video yang dibagikan di media sosial.

Massa dari ratusan orang di Shanghai berkumpul pada Minggu (27/11/2022) malam dalam unjuk rasa yang diadakan selama dua hari berturut-turut, dengan para peserta melampiaskan kemarahan mereka terhadap pihak berwenang.

Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti "Turunkan Xi Jinping" dan "Turunkan kaisar" yang mengacu pada pemimpin negara tersebut.

Banyak petugas polisi yang dikerahkan di lokasi untuk mengepung para pengunjuk rasa dan beberapa dari mereka ditahan.

Ketegangan di negara tirai bambu belakangan ini meningkat karena massa yang nekat melakukan protes. Pasalnya gerakan protes besar jarang terjadi karena mengkritik pemerintah secara terbuka dianggap ilegal.

Kota Shanghai saat ini di bawah kebijakan lockdown yang sudah berjalan dua bulan pada awal tahun ini.

Banyak aksi unjuk rasa di seluruh China dipicu oleh kebakaran mematikan yang terjadi di Urumqi, ibu kota Xinjiang.

Sejumlah demonstrasi berikutnya di kota itu berlangsung dengan spekulasi yang berkembang bahwa upaya evakuasi dan penyelamatan dalam peristiwa kebakaran itu mungkin terhambat akibat langkah penguncian.

Baca Juga: Dinkes Surabaya: 615 Kasus aktif COVID-19 didominasi OTG

Mahasiswa Universitas Tsinghua, sebuah sekolah tinggi elit di Beijing yang adalah almamater Xi, mengadakan demonstrasi pada Minggu untuk menyerukan kebebasan.

Nyala lilin juga diadakan di sebuah universitas Nanjing pada Sabtu untuk meratapi 10 korban kebakaran yang terjadi di sebuah gedung apartemen bertingkat tinggi di Urumqi.

Menurut video yang beredar, aksi protes juga dilakukan di pusat kota Wuhan -- tempat wabah COVID-19 pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, kota Shenzhen -- pusat kegiatan teknologi di China selatan, kota Lanzhou di barat laut, dan Jilin di timur laut.

Di Shanghai, lebih dari 100 orang turun ke sebuah jalan lokal bernama Urumqi pada Sabtu malam. Mereka menawarkan lilin dan bunga untuk memberi penghormatan kepada para korban kebakaran.

Orang-orang juga menyerukan keluhan mereka tentang langkah-langkah pencegahan COVID yang radikal, menolak kediktatoran dan mendorong upaya demokrasi.

Namun, polisi kemudian turun tangan dan menahan beberapa demonstran, menurut sejumlah saksi dan video.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI