Industri migas global kini berada dalam masa yang sangat dinamis dan penuh tantangan. Salah satunya, akibat situasi geopolitik dan ekonomi global yang menyebabkan gangguan pasokan energi dan pangan yang selanjutnya menyebabkan kenaikan harga. Hal tersebut berpotensi menimbulkan ancaman inflasi dan krisis ekonomi dan energi, sehingga ketahanan energi jadi isu penting yang harus bisa dibahas dan dicarikan solusinya.
Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan para stakeholder yang terlibat dalam IOG 2022 menyepakati bahwa migas masih memainkan peranan penting dalam memenuhi ketahanan energi selama masa transisi energi guna menuju Net Zero Emissions (NZE).
Untuk itu diperlukan perbaikan dari segala lini, utamanya dari sisi regulasi guna memperbaiki iklim investasi.
"Para menteri telah menyatakan bakal concern dan melakukan berbagai hal yang diperlukan untuk mendorong iklim investasi. Kami telah menyaksikan beberapa kemajuan positif, dengan beberapa insentif telah diberikan dan beberapa kebijakan yang mendukung. Ditambah lagi sikap pemerintah menunjukkan sudah terbuka untuk membuka ruang diskusi dengan investor dan keinginan untuk menerima masukan," ujar Dwi.