Suara.com - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar Rp15.000 triliun untuk mendorong program transisi energi kearah yang lebih ramah lingkungan. Tantangan utamanya kata dia terletak dari sisi anggaran. Lantas uang sebanyak itu berasal dari mana?
"Tidak mungkin itu ditanggung semua oleh PLN. Untuk itu, kita butuh kolaborasi, kita butuh investasi, terutama dari pihak swasta," kata Darmawan dalam acara peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-77 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (29/11/2022).
Menurut dia, PLN membutuhkan kolaborasi tingkat tinggi yang bisa membantu perusahaan plat merah itu untuk mencapai kapasitas kelistrikan nasional. Salah satunya berharap dukungan dari Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI).
"PLN perlu dibantu oleh semua stakeholder, termasuk MKI yang merupakan soko guru ketenagalistrikan nasional. Jadi, mari kita berkolaborasi," kata dia.
Ia juga mengaku mendukung penuh upaya MKI untuk mengonsolidasikan lini energi dari hulu hingga hilir untuk keberhasilan transisi energi.
Kekinian kata lanjut Darmawan, PLN telah berkomitmen melalui Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan target 51,6 persen tambahan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) atau sekitar 20,9 Gigawatt (GW) hingga 2030.
Ketua Umum MKI Evy Haryadi secara terpisah mengatakan ada urgensi dalam mendiversifikasi sistem energi secara cepat untuk melakukan transisi energi. Untuk itu seluruh pihak perlu memanfaatkan sumber daya di dunia secara harmonis.
"MKI mengajak para pemangku kepentingan sektor energi untuk melakukan pendekatan less carbon melalui pengembangan EBT dan sumber daya fosil secara harmonis," ungkap dia.
Ia menambahkan, MKI akan mendorong penggunaan teknologi yang efisien dan bersih dalam mendukung pengurangan emisi karbon secara global. Sebab transisi energi secara global mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan masa depan energi yang lebih bersih.
"Konferensi ini dirancang untuk mendiskusikan peluang dan tantangan serta memberikan solusi untuk persoalan yang timbul dalam transisi energi," ungkap Haryadi.