Usulan RI Bentuk Organisasi Sekelas OPEC untuk Negara Penghasil Nikel Disorot Asing

Selasa, 06 Desember 2022 | 09:24 WIB
Usulan RI Bentuk Organisasi Sekelas OPEC untuk Negara Penghasil Nikel Disorot Asing
Ilustrasi nikel (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun dengan permintaan global akan bahan bakar fosil yang mencapai puncaknya, kedudukan politiknya menjadi kurang pasti sementara negara-negara dengan akses ke logam dan mineral penting untuk transisi energi bersih dapat meningkatkan pengaruh mereka.

“Transisi ke energi bersih berarti peralihan dari sistem intensif bahan bakar ke sistem intensif material,” sebut laporan Badan Energi Internasional.

Otoritas tersebut mencatat bahwa kendaraan listrik pada umumnya membutuhkan mineral enam kali lebih banyak daripada mobil konvensional. Ini memproyeksikan bahwa EV dan sistem penyimpanan baterai akan menjadi konsumen nikel teratas pada tahun 2040, menggantikan industri baja tahan karat.

Indonesia akan mendapat manfaat dari pergeseran ini. Setelah melarang ekspor bijih nikel pada tahun 2020 yang memicu sengketa perdagangan dengan Uni Eropa dengan cepat mengembangkan kapasitas pemrosesan hilirnya sendiri dengan bantuan investor asing.

Negara ini sekarang menyumbang lebih dari 38% pasokan nikel olahan global, menurut data dari firma intelijen pasar CRU Group. Porsinya terus meningkat.

Negara itu “diharapkan menjadi sumber pertumbuhan terbesar di tahun-tahun mendatang,” kata Ewa Manthey, ahli strategi komoditas di ING. “Produksi nikel melonjak untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari sektor baterai EV," tambahnya.

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan negara-negara penghasil nikel mendirikan organisasi seperti organisasi negara-negara pengekspor minyak atau OPEC.

Usulan inisiatif ini ia sampaikan saat mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng di sela-sela rangkaian G20 Summit di Bali.

"Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata," kata Bahlil seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Bentuk Aliansi dengan Negara Lain Usai Kalah Gugatan Nikel di WTO

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI