Seperti pembuatan smelter, yang memberikan keuntungan bagi negara sekaligus bagi perbankan. Tidak ketinggalan, Presiden mengajak semua pihak optimis Indonesia akan menjadi negara maju, dengan syarat tidak perlu takut dan tidak boleh menengok kebelakang.
Jokowi menceritakan bahwa dirinya sempat bertanya kepada Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi berapa realisasi kredit dan laba perusahaan pelat merah itu pada 2022. Jokowi mengapresiasi kinerja bank Mandiri yang solid sepanjang 2022.
“Harus kita apresiasi Bank Mandiri yang bisa menyalurkan kredit tumbuh 14,9% dan keuntungan perusahaan yang Rp 41 triliun," tuturnya.
Sementara itu, sebagai respons dalam menjawab tantangan dan peluang investasi di Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis, tahun 2023 kita akan bisa melalui berbagai tantangan global. Hal ini juga akan didukung oleh kondisi fiskal yang sehat untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Kebijakan fiskal 2023 lanjutnya bertujuan untuk memberikan landasan yang kokoh bagi perekonomian, antara lain melalui defisit yang adaptif pada pemulihan ekonomi yang berkelanjutan serta menghadapi ketidakpastian global.
"Kementerian Keuangan tetap antisipatif, responsif, dan fleksibel dalam menanggapi ketidakpastian dengan tetap mencerminkan optimisme dan kehati-hatian," paparnya.
Menurut Sri Mulyani, pemulihan ekonomi Indonesia terjadi tidak hanya lintas sektor saja, namun juga lintas region atau wilayah. Ia menyebut, sektor pariwisata, transportasi, serta sektor-sektor lain benar-benar terkena dampak dari pandemi Covid-19. Industri pariwisata, terutama hotel dan restoran sangat terpukul, sekarang sudah pulih dan tumbuh dua digit.
Demikian pula untuk region (wilayah), semua yang terkena dampak dari pandemi, juga sudah bangkit. Saat ini, semua wilayah menikmati pertumbuhan ekonomi. Provinsi Bali, salah satu yang disebut, terdampak cukup parah karena pandemi Covid-19, ternyata sekarang sektor pariwisatanya sudah mulai pulih. Kondisi serupa juga terjadi di wilayah lain, seperti di Sumatera dan provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.
Selain pemulihan ekonomi terjadi, Sri Mulyani menyebut ada kualitas pertumbuhan ekonomi tersebut. Pemerintah mampu menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi tingkat pengangguran dari yang semula di angka 7 persen, mudah di bawah 6 persen atau pada angka 5,8 persen.
Baca Juga: Mantap, Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 41,2 Triliun pada 2022
“Bagaimanapun, pertumbuhan ekonomi harus membuka peluang, menurunkan kemiskinan menjadi di bawah 1 persen, mengurangi stuntong, serta menjaga inflasi. Semua itu berkat kerja keras semua pihak, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” tegasnya.