Namun, laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini, sambung dia, membawa kabar baik dimana pelaku usaha Indonesia sangat optimis menyambut tahun 2023.
Dengan laporan survei tersbut, lanjut Johanna Gani, dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak.
"Bahkan IMF menyebut ‘Indonesia titik terang di tengah kesuraman ekonomi global’ karena dilihat dari angka - angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif," jelasnya.
Hal tersebut terbukti berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72%. Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global.
“Meskipun begitu, pemerintah harus tetap mempunyai kebijakan - kebijakan dalam meningkatkan penguatan ekonomi nasional dalam menghadapi ancaman resesi yang akan terjadi," kata Johanna Gani.
Strategi yang dapat dilakukan, sambung dia, antara lain pemberdayaan terhadap ekonomi domestik dengan menggali potensi sumber daya di daerah.
Pemerintah, kata Johanna Gani, juga harus memerhatikan pelaku UMKM yang memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian nasional.
Tidak hanya itu, pemerintah juga diharapkan dapat mengelola dana APBN 2023 dengan lebih baik lagi. "Dari semua kesiapan tersebut, diharapkan Indonesia mampu melewati ancaman resesi tahun 2023,” tutupnya.