- Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa sedang menjajaki pelibatan Geo Dipa Energi sebagai pemasok gas bagi kawasan industri.
- Alasan utama pertimbangan ini adalah klaim Geo Dipa dapat menjual gas lebih murah, yaitu $8 per MMBtu.
- Geo Dipa Energi adalah BUMN di bawah Kemenkeu yang fokus utama pada pengelolaan energi panas bumi untuk listrik bersih.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tengah mempertimbangkan PT Geo Dipa Energi (Persero), salah satu lembaga di bawah Kementerian Keuangan, untuk memasok gas ke kawasan industri.
Menkeu Purbaya beralasan kalau Geo Dipa mampu menjual gas lebih murah ketimbang harga yang dipatok Pertamina Gas, perusahaan yang dimiliki PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN dan PT Pertamina (Persero).
"Geo Dipa ternyata lebih murah daripada gasnya Pertamina," kata Purbaya saat konferensi pers di Kantor Kemenkeu, dikutip Rabu (24/12/2025).
Bendahara Negara menyebut kalau Geo Dipa mampu menjual harga gas sebesar 8 Dolar AS per MMBtu, yang diklaim dia lebih murah ketimbang milik Pertamina.
"Jadi kita lihat ternyata bisa seperti itu. Mereka bisa jual 8, yang sana lebih tinggi," lanjutnya.
Purbaya lalu mempertimbangkan apakah Geo Dipa bisa dilibatkan untuk menjadi pemasok gas ke kawasan industri.

"Saya lagi mikir apakah Geo Dipa itu bisa saya perbesar, saya tarik gasnya untuk langsung men-supply satu pusat kawasan industri gitu. Jadi sedang menjajaki semua," beber dia.
Sekadar informasi, PT Geo Dipa Energi (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang fokus pada pengembangan dan pengelolaan energi panas bumi (geothermal) untuk menghasilkan listrik bersih.
Perusahaan ini memiliki proyek utama di Dieng dan Patuha, yang berperan penting dalam transisi energi dan ketahanan energi nasional dengan mengelola aset panas bumi strategis untuk pertumbuhan ekonomi hijau.
Baca Juga: Purbaya Siapkan Rp 2 Triliun dari LPEI untuk Pembiayaan Ekspor Industri Tekstil dan Furnitur