- Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengalami penurunan tajam 11% pada Rabu (24/12/2025) akibat aksi jual investor asing.
- Perusahaan sedang melaksanakan rights issue untuk mengumpulkan dana Rp3,2 triliun.
- Meskipun harga saham turun, INET mencatat laba bersih melonjak 819%.
Suara.com - Laju positif saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) terpaksa terhenti pada perdagangan tengah pekan ini.
Setelah sempat mencatatkan lonjakan fantastis sebesar 24,82% pada Selasa kemarin, saham emiten penyedia layanan infrastruktur konektivitas ini justru berbalik arah dan terjerembap di zona merah.
Pada penutupan sesi I, Rabu (24/12/2025), harga saham INET merosot 7,02% ke level Rp795. Memasuki sesi II, tekanan jual semakin tak terbendung hingga menyeret harganya ke posisi Rp755, atau melemah lebih dari 11 persen.
Penurunan tajam ini dipicu oleh aksi lepas saham yang dilakukan oleh investor mancanegara (net sell asing).
Berdasarkan data bursa, tercatat sebanyak 628,13 juta lembar saham INET berpindah tangan dengan frekuensi mencapai 88.356 kali pada sesi 1.
Total nilai transaksi pada hari ini menembus angka Rp502,04 miliar. Investor asing tercatat membukukan penjualan bersih (net sell) dari sisi volume sebanyak 32.886.000 saham, yang menjadi faktor utama pendorong koreksi harga.
Koreksi ini terjadi tepat saat perseroan tengah mematangkan langkah strategis melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam aksi korporasi tersebut, INET menawarkan maksimal 12,8 miliar lembar saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp250 per saham. Dengan skema ini, perusahaan menargetkan penggalangan dana segar mencapai Rp3,2 triliun.
Meski harga sahamnya sedang mengalami tekanan jangka pendek, secara fundamental INET menunjukkan performa yang sangat impresif.
Baca Juga: Melantai di Bursa, Saham SUPA Meroket 93% dalam Tiga Hari Perdagangan
Hingga kuartal III-2025, perseroan berhasil mencatatkan rebound profitabilitas yang kuat. Hal ini terlihat dari margin laba kotor (gross profit margin) yang menyentuh angka 66,3%.
Beberapa poin penting dari laporan keuangan INET periode Januari-September 2025 meliputi:
- Lonjakan Laba Bersih: Laba bersih melesat hingga 819% secara tahunan (yoy) menjadi Rp19,4 miliar.
- Pertumbuhan Pendapatan: Pendapatan terkerek 190,5% yoy pada kuartal III-2025 menjadi Rp23,6 miliar.
- Segmen ISP Mendominasi: Kontribusi utama berasal dari layanan internet (internet service provider) yang menyumbang pendapatan Rp67 miliar.
- Ekspansi Pelanggan: Jumlah pelanggan meroket dari 220 ribu pada akhir 2024 menjadi 1,5 juta pelanggan per September 2025.
INET berencana menghimpun total modal mencapai Rp4,2 triliun yang bersumber dari hasil rights issue serta emisi obligasi sebesar Rp1 triliun.
Dana jumbo tersebut akan dialokasikan untuk membiayai proyek infrastruktur kabel bawah laut, pengembangan kontraktor FTTH, serta penguatan layanan internet berbasis node.
Langkah ekspansi ini diproyeksikan bakal mendongkrak margin keuntungan perusahaan menjadi 52% pada 2026 dan naik kembali ke level 55,9% pada 2027.
Hal inilah yang mendasari Samuel Sekuritas untuk memberikan rekomendasi speculative buy dengan target harga yang ambisius di angka Rp1.350 per saham. Angka ini jauh di atas rata-rata konsensus analis lainnya yang mematok target di Rp646.