Suara.com - Memulai usaha pempek di Kota Yogyakarta sejak tahun 2016 silam, Maria Goretti Meivindayanti mengaku awalnya ia sama sekali tidak bisa membuat pempek. Bahkan, ia berkali-kali gagal ketika pertama kali mencoba untuk membuat pempek dari resepnya sendiri.
“Justru awal usaha itu jualan sprei, bed cover, baju dan sejenisnya di garasi rumah,” kata sosok yang akrab dipanggil Vinda itu ketika ditemui Suara.com di kediamannya di Nologaten, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman pada Rabu (30/5/2023).
Ketika terus berusaha mendapatkan cita rasa yang cocok untuk pempek buatannya. Salah seorang temannya yang merupakan pemilik dari warung pempek dari Jambi berkunjung ke rumahnya selama liburan.
“Saya sekeluarga merupakan pecinta pempek. Tapi, saat itu, selama di Jogja ini kok belum nemu rasa yang cocok sama lidah kita. Ketika itu, ketemu temenku dan setelah banyak ngobrol aku minta diajarin bikin pempek yang enak,” ungkap Vinda.
Tidak lama mendapatkan tips-tips membuat pempek dari kawannya tersebut, Vinda menuturkan, dirinya menyadari pempek yang dia buat jauh lebih baik dari segi rasa dan kualitas dibandingkan sebelumnya.
“Agustus tahun 2016 mulai belajar, sampai pada September tiap ada pertemuan arisan ibu-ibu, saya bawa pempek untuk hidangan tamu,” ucap dia.
Vinda bermaksud mencari masukan dari arisan yang ia ikuti tersebut. Menurut Vinda, tanpa kritik dan masukan dari banyak pihak, ia tidak akan bisa mendapatkan rasa yang cocok untuk pempek yang kemudian hari ia jual dengan nama Pempek Omahvy tersebut.
“Tujuannya, selain karena ingin membawakan makanan untuk teman-teman. Saya juga ingin mendapatkan masukan, apa saja yang kurang dari pempek buatanku,” kata Vinda.
Selama lima bulan, Vinda terus mencoba mendapatkan masukan dan kritik dan masukan dari banyak kenalannya. Selama itu pula ia belum memutuskan untuk menjual produknya, dan hanya menawarkan tester produk ke orang terdekatnya saja.
Baca Juga: Bangkitkan UMKM di Ciamis Lewat Pelatihan Pembuatan Tahu
Hingga awal tahun 2017, Vinda mulai menyiapkan kemasan untuk produk pempek buatannya dan mulai jualan produknya tersebut.
Pada awal usaha, ia belum menetapkan target dan hanya menjual produk buatannya dari mulut ke mulut.
Dengan uang kurang dari Rp300 ribu, Vinda menggunakannya untuk membeli ikan tengiri dari Jakarta dan Jambi serta beberapa bahan lainnya.
“Alasan saya memilih ambil (ikan) tengiri dari Jakarta karena saya sendiri sudah memastikan kualitasnya. Tentu saya ingin ikan dengan kualitas terbaik untuk produk saya,” kata dia.
Selain itu, semua bahan-bahan yang digunakan oleh Vinda untuk membuat pempek adalah non-gluten sehingga cocok bagi kalangan yang sedang diet gluten.
“Kecuali pempek kulit, kita gak pakai tepung terigu. Pempek kulit juga cuma dikit,” ujarnya.