Namun laba sebelum pajak penghasilan hanya tumbuh 11,2 persen secara menjadi Rp2,462 triliun pada akhir Juni 2023.
Meski demikian Antam mengalami rugi selisih nilai tukar atau kurs sedalam Rp318,8 miliar, sedangkan pada semester I 2022 justru meraih laba kurs senilai Rp261,74 miliar.
Lalu, ANTM juga menderita beban lain-lain Rp140 miliar, sedangkan di semester I 2022 mendapatkan penghasilan lain-lain Rp38,11 miliar.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 27,2 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp9,925 triliun pada akhir Juni 2023. Pada sisi lain, total ekuitas berkurang 0,15 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp23,676 triliun pada akhir Juni 2023.