Jokowi menganggap wajar jika Akbar meminta arahan darinya. Terlebih ia merupakan senior di Hipmi.
"Jadi kalau mengarahkan nggak apa-apa. Jadi kalau cawe-cawe juga nggak apa-apa. Karena di keluarga kita sendiri. Saya jadi mikir-mikir, jangan-jangan Hipmi ini sudah menjadi Himpunan Para Menteri Indonesia," kelakar Presiden.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengakui, banyak kader Hipmi masuk di kabinet. Jokowi lantas menyebut, Akbar pun akan bernasib sama seperti senior-seniornya, masuk dalam kabinet. Terlebih, pengusaha kelahiran Medan 35 tahun silam itu dinilai cocok jadi menteri.
"Kalau masih punya kesempatan, Bung Akbar saya masukkan. Tapi ndak lah, ndak. Bung Akbar ngantre untuk tahun depan jadi menteri, bisa saya kira. Meskipun presidennya bukan saya, tapi Bung Akbar masuk, sudah," janji Jokowi.
Soal permintaan Akbar terkait permodalan, Jokowi telah mengabulkannya. Buktinya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini mencapai Rp 460 triliun dengan bunga hanya 6 persen. Hanya saya, perlu sosialisasi agar kuota tersebut bisa habiskan.
Bahkan dirinya terus mendorong kepada menteri, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar KUR ini tanpa agunan. Mestinya menggunakan sistem credit scoring. Karena biasanya, pengusaha muda belum memiliki aset.
"Jadi kalau peluang diberikan dengan sistem credit scoring itu akan lebih memudahkan. Dan, ini akan terus saya dorong," janji mantan wali kota Solo itu.
Sementara Bahlil, yang juga mendapat kesempatan berbicara di forum mengatakan, Hipmi tak bisa lepas dari ajang Pilpres. Namun, ia mengingatkan agar Hipmi tetap solid dalam menikmati pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Sebagai mantan ketua umum Hipmi, Bahlil meminta seluruh kader, baik di tingkat pusat maupun daerah mengikuti instruksi Akbar.
Baca Juga: Hasil Survei CPCS, 81,6 Persen Puas Terhadap Pemerintahan Jokowi
"Pesan saya, jaga kekompakan khususnya (terkait) capres. Ini kita tunggu saja Ketum Akbar. Karena dia yang paling berhak sebagai ketum, tapi butuh juga masukan dari teman-teman," pesan Bahlil.