Menurut Menteri Basuki, cita-cita yang tertuang dalam semangat momentum HHD dan HKD harus dimulai saat ini dan oleh setiap orang. Bukan hanya dukungan infrastruktur saja, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat untuk terbiasa hidup di kota yang lovable.
"Dengan kualitas infrastruktur yang lebih baik, semoga kita memiliki kota yang nyaman dan membuat kita lebih produktif. Kota yang baik adalah kota yang membuat warganya lebih produktif karena kecukupan airnya, sanitasinya dan konektivitas yang baik," katanya.
Penilaian apresiasi cagar budaya berkelanjutan dilakukan terhadap 15 kabupaten/kota yang memiliki komitmen dalam pelestarian kota pusaka dengan kriteria penilaian meliputi tata kelola dan kelembagaan, olah desain, informasi edukasi dan promosi, ekonomi pusaka, pengembangan kehidupan kebudayaan.
Sementara itu, penilaian apresiasi optimalisasi kinerja TPS-3R dalam pengelolaan sampah dengan kriteria penilaian kelengkapan teknis, rerata timbulan sampah masuk ke TPS-3R, presentase sampah yang didaur ulang, presentase sampah sisa makanan/pepohonan, dan presentase sampah yang diangkut ke TPA.
"Semoga momentum peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia tahun ini dapat menginspirasi kita semua untuk membangun kawasan perkotaan yang tertata dan bebas permukiman kumuh," kata Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti, yang juga hadir dalam acara tersebut.
Hari Habitat Dunia diperingati seriap hari Senin di minggu pertama Oktober, sedangkan Hari Kota Dunia dirayakan setiap 31 Oktober. Peringatan HHD-HKD tahun ini mengambil tema nasional Ekonomi Perkotaan yang Tangguh menuju Permukiman Berkelanjutan untuk Semua. Tema ini dihadirkan untuk mengingat besarnya kontribusi kota terhadap perekonomian nasional.
Puncak HHD dan HKD 2023 ini juga diisi dengan talkshow bertema Ekonomi Kota Tangguh, yang menghadirkan narasumber Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Entrepreneur Gita Irawan Wiryawan, dan Plt. Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti.