Suara.com - Bank Indonesia (BI) menanggapi mengenai fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) dan Rombongan Hanya Nanya (Rohana) di berbagai pusat perbelanjaan. Adapun, perilaku ini bisa saja menjadi sinyal positif.
Sebab, kondisi ini memberitahukan bahwa masyarakat sedang menyesuaikan pola konsumsi dengan kondisi. Tentunya, hal ini seiring dengan kebijakan BI dalam mendorong daya beli.
"Fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) dan Rombongan Hanya Nanya (Rohana) yang tengah menjadi perbincangan mencerminkan konsumen yang makin selektif dalam belanja. Situasi ini menjadi sinyal bahwa masyarakat sedang menyesuaikan pola konsumsi dengan kondisi terkini," tulis BI dalam akun instagramnya yang dikutip, Minggu (27/7/2025).
Kata dia, kebijakan BI menurunkan BI-Rate, memberi ruang agar konsumsi dan investasi bisa kembali bergerak, yakni dari Januari 2025 Turun 25 bps menjadi 5,75%,. Kemudia Mei 2025 Turun 25 bps menjadi 5,5% dan Juni 2025 Turun 25 bps menjadi 5,25%.
"Untuk menjaga agar roda ekonomi tetap bergerak, Bank Indonesia menurunkan BI Rate. Tujuannya? Mendorong perbankan agar bisa menyalurkan kredit dengan bunga yang lebih terjangkau, sehingga konsumsi dan investasi tetap tumbuh ditengah tantangan," tulisnya.
Kebijakan BI dalam menurunkan suku bunga dinilai tepat. Lantaran, BI Rate bertujuan untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit dengan biaya yang lebih rendah. Harapannya, masyarakat dan dunia usaha makin tergerak untuk memanfaatkan kredit atau pembiayaan.
"Ketika suku bunga acuan turun, bank bisa mendapatkan atau menghimpun dana dengan biaya yang lebih rendah atau biasa disebut penurunan biaya dana (cost of fund)," tulis BI.
Selain itu, BI membeberkan efek jika adanya penurunan dari BI rate; yaitu Cost of Fund (COF) atau biaya dana yang juga dapat menjadi turun. Dampak lanjutannya dari COF yang turun yakni bunga kredit yang disalurkan ke masyarakat juga menjadi turun.
Hal ini diharapkan mendorong rojali dan rohana mulai merogoh koceknya, supaya membelanjakan uangnya dan ekonomi dapat terus tumbuh.
Baca Juga: Rojali Bikin Heboh! Menko Airlangga: Sekarang Orang ke Mal Cuma Buat Makan, Belanja Pindah ke Online
"Didukung sinergi berbagai pihak, kebijakan ini diharapkan dapat membuka ruang lebih banyak bagi peluang usaha, akses pembiayaan, dan perputaran ekonomi berkelanjutan," tandasnya.