Pertama, Bank Jago menciptakan lingkungan kerja yang baik dan infrastruktur pendukung yang cukup sehingga para talenta bisa mendapatkan pengalaman kerja yang menyenangkan dan memudahkan mereka mengembangkan kapabilitas sehingga dapat tumbuh bersama perusahaan.
“Kami tidak hanya mencari bibit-bibit talent yang punya bakat, tetapi juga membangun kompetensi mereka melalui capability journey. Karena talentanya jumlahnya sangat besar, kami harus membuat kerangka kerja digital agar mereka bisa bekerja dan belajar secara mandiri,” ujarnya.
Kedua, bekerjasama dengan partner-partner strategis, termasuk dengan perguruan tinggi, dalam membangun dan menyediakan talenta-talenta digital yang siap kerja. Antara lain dengan mengembangkan program pembelajaran mandiri berbasis digital Jago Digital Academy.
Jago Digital Academy (JDA) merupakan wadah kolaboratif bagi para talenta di bidang teknologi (tech-talents) dalam mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digitalnya secara mandiri. Melalui program ini diharapkan muncul talenta-talenta unggul di bidang teknologi dan perbankan digital yang siap terjun di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Pratomo menerangkan, JDA saat ini telah mengembangkan program pembelajaran yang mandiri untuk 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga tiga jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Science.
“JDA ini merupakan hasil diskusi dan kolaborasi para ABG–academician, business, government, untuk bagaimana membangun sebuah solusi bersama dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat dan menciptakan lingkungan digital tidak hanya di dalam tapi juga di luar, sebagai bagian dari SDGs (Sustainable Development Goals) Bank jago,” papar Pratomo.