Awas, Harga Bitcoin Bisa Terjun Parah Jika Efek FOMO Mempengaruhi Pasar

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 03 Maret 2024 | 12:41 WIB
Awas, Harga Bitcoin Bisa Terjun Parah Jika Efek FOMO Mempengaruhi Pasar
Ilustrasi para pekerja sedang mengukir bitcoin
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga Bitcoin yang belakangan meroket dengan cepat tidak bisa menjadi alasan untuk para kolektor dan investor untuk memborong aset ini tanpa pertimbangan.

Menurut salah satu pendiri Microsoft, Daniel Yan, meski kenaikan harga BTC nampak menjanjikan. Bukan berarti tidak ada koreksi.

Terlebih, sejumlah pengamat menduga bahwa lonjakan harga Bitcoin saat ini dipicu oleh dorongan keserakahan pasar.

Menurut catatan dari CryptoPotato, ada potensi untuk terjadinya retracement sekitar 15% pada akhir April. Jika momentum pelemahan terjadi, harga bisa saja kembali turun ke kisaran US$52.000 hingga US$53.000.

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus USD 40.000, Diprediksi Meroket Tembus USD 120.000

Harga Bitcoin yang naik cepat membuat pengamat mewaspadai terhadap siklus booming dan bust yang sering terjadi dalam dunia kripto. Sebagai contoh, Bitcoin mengalami penurunan tajam di bawah US$15.500 sekitar setahun setelah mencapai rekor tertingginya pada November 2021.

"Pergerakan ini sangat cepat, dengan tingkat leverage yang tinggi saat ini, seperti yang tercermin dari basis derivatif dan tingkat pendanaan, sehingga saya tidak akan terkejut jika terjadi koreksi tajam sebesar 20% atau lebih," ujar Jaime Baeza, pendiri hedge fund kripto AnB Investments. "Meskipun demikian, saya tidak akan melakukan short pada reli ini."

Setelah sempat mendekati harga US$69.000, kini nilai Bitcoin justru terpuruk di harga US$61.957 pada Minggu (3/3/2024) siang.

Meski stabil di atas US$60.000, namun dalam sepekan terakhir masih terlihat tren bullish dengan kenaikan sebesar 20% menurut data dari CoinGecko.

Kemungkinan, menurut riset yang sama, harga yang stabil di angka US$64.000-an memungkinkan Bitcoin untuk menemukan harga tinggi yang baru dan lebih besar dari tahun 2022 ke 2023.

Baca Juga: Bitcoin dan Kripto Lainnya Kena Pajak, Pengamat Sarankan Hal Ini Demi Pemasukan Negara

Dalam satu bulan terakhir, Bitcoin bahkan telah mencatatkan kenaikan lebih dari 45%, mendorong total nilai pasar melampaui US$2 triliun untuk pertama kalinya dalam periode yang sama.

Optimisme terhadap Bitcoin didorong oleh beberapa faktor, antara lain arus masuk ETF BTC spot di AS, pengurangan pasokan Bitcoin baru yang akan datang dalam peristiwa Halving bulan April, dan optimisme secara keseluruhan terhadap kelas aset kripto.

Jonathon Miller, direktur pelaksana Kraken Australia, mengatakan bahwa "optimisme terhadap Bitcoin didorong oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi: arus masuk ETF BTC spot di AS, pengurangan pasokan Bitcoin baru yang akan datang dalam peristiwa Halving, dan optimisme yang baru-baru ini muncul terhadap kelas aset kripto secara keseluruhan."

Ryan Kim, kepala derivatif di FalconX, menyebut harga Bitcoin sebagai pencapaian yang "gila", dengan penurunan 64% pada 2022 lalu dan kemudian naik lebih dari tiga kali lipat sejak awal 2024. Reli yang berkelanjutan menunjukkan bahwa Bitcoin telah mengungguli instrumen-instrumen konvensional seperti emas dan saham.

Ditambah dengan Halving Bitcoin bulan April, jumlah pasokan koin baru dipangkas dari 900 menjadi 450. Jika permintaan tetap stabil, para pendukung memperkirakan bahwa harga masih memiliki ruang untuk naik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI