Suara.com - PT Indokripto Koin Semesta Tbk COIN) optimistis kinerja keuangan akan bertumbuh pada tahun 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif yang datang setelah perseroan melangsungkan IPO.
Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk Ade Wahyu menjelaskan, perseroan optimistis dengan aksi IPO perseroan dapat memantik masyarakat untuk berivestasi di aset kripto. Meskipun, belakangan ini ekonomi global tengah alami ketidakpastian.
Ia melanjutkan, dengan IPO COIN ini, masyarakat dapat ikut serta mengawasi kinerja Perseroan sehingga mendorong transparansi dan menciptakan rasa aman bagi investor untuk investasi aset kripto.

"Ini akan lebih menciptakan rasa aman. Itu yang pertama. Rasa aman terhadap perdagangan aset kripto itu di Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/7/2025).
Ade memaparkan, meski di tengah gonjang-ganjing, IPO COIN juga banyak diminati oleh investor. Hal ini tercermin dari banyaknya permintaan dari investor dalam penawaran umum perseroan.
Selama masa penawaran umum perdana saham (IPO) pada 2–7 Juli lalu, minat investor mencetak rekor. Saham COIN mengalami oversubscribe lebih dari 180 kali dengan total lebih dari 200.000 calon investor melakukan pemesanan.
Selain itu, saham COIN juga mengalami Auto Reject Atas (ARA) selama tiga hari berturut-turut sejak melantai di bursa saham. Pada pembukaan perdagangan hari Jumat (11/07/2025), saham COIN terbang 34,07% atau 62 poin ke level harga Rp244 per lembar. Sehari sebelumnya, saham COIN juga mengalami ARA ketika menguat 34,81% menjadi Rp182 per saham. Sementara pada pembukaan perdagangan hari pertama, saham COIN langsung mengalami ARA ketika naik 35% menjadi Rp135 per saham.
"Saya yakin bahwa industri aset kripto ruangnya sangat besar," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Indokripto Koin Semesta Tbk Abraham Nawawi menuturkan pihaknya juga optimistis akan pendapatan peseroan. Kekinian, pendapatan perseroan disumbang dari anak usaha yaitu PT Central Financial X (CFX) dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).
Baca Juga: Bisnis Koperasi Desa Merah Putih Dikembangkan ke Ekonomi Kreatif dan Pengadaan Barang
Ia memaparkan, CFX berkontribusi sebesar 60 persen dari total pendapatan tahun lalu sebesar Rp 101 miliar. Pendapatan itu disumbang dari biaya transaksi spot dan derivatif.
"Jadi memang pengembangan perusahaan dan produk-produk ini dilakukan di entitas anak usaha dan itu yang akan membawa peningkatan pendapatan," ucap dia.
Abraham menyebut, ada dua faktor yang membuat kinerja perseroan bertumbuh. Pertama, karena pendapatan dari biaya transaksi derivatif akan dicatatkan penuh selama tahun buku tahun 2025.
Kemudian, kedua perseroan mengandalkan peningkatan kontribusi dari produk derivatif yang dikelola oleh anak usaha CFX.
"Jadi, ini kita lihat pertumbuhan ruang itu sangat besar sehingga kami optimistis akan ada pertumbuhan pendapatan pada 2025," pungkasnya. ***