“Saya kira Garuda bakal memaksilmalkan semua potensinya untuk memacu pendapatan tahun ini,” pungkas Vicky.
Sepanjang tahun 2023, Garuda Indonesia secara konsolidasi mencetak pertumbuhan pendapatan 40% menjadi US$ 2,94 miliar dari tahun sebelumnya US$ 2,1 miliar. Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa langkah penyehatan kinerja usaha Garuda terus berjalan di dalam jalur (on the track).
Setelah melewati fase yang penuh tantangan di era pandemi beberapa tahun lalu dengan melaksanakan berbagai langkah perbaikan, Garuda berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar US$ 252 juta. Ini makin memperkuat fundamental Garuda pascamerampungkan restrukturisasi akhir 2022.
Dari sisi neraca, liabilitas jangka pendek Garuda turun 31% dari tahun 2022 sebesar US$ 1,7 miliar menjadi US$ 1,2 miliar. Ini menjadi inidikator penting dalam menggambarkan soliditas penyehatan kinerja keuangan khususnya terkait nilai utang usaha pada tahun kinerja berjalan.
Kinerja operasional Garuda juga kokoh. Sepanjang 2023, Garuda Indonesia Group membukukan pertumbuhan jumlah penumpang hingga 34% menjadi 19,9 juta, dibandingkan 2022 sebanyak 14,8 juta. Perinciannya, Garuda mengangkut sebanyak 8.291.094 penumpang dan Citilink sebanyak 11.678.930 penumpang.