ABBA sejatinya mencatatkan kenaikan pendapatan neto sebesar 8,71% menjadi Rp79,66 miliar dibandingkan periode semester I-2023 yang sebesar Rp73,28 miliar.
Secara terperinci, pendapatan tersebut ditopang oleh segmen event organizer yang menyumbang Rp24,19 miliar, naik dari sebelumnya yang sebesar Rp15,56 miliar.
Sementara, pendapatan media buying susut menjadi Rp14,55 miliar dari sebelumnya, Rp15,27 miliar.
Lalu, pendapatan melalui sewa dan digital marketing masing-masing sebesar Rp14,27 miliar dan Rp12,71 miliar. Sisanya yakni sirkulasi iklan surat dan penyiaran televisi menyumbang Rp11,70 miliar dan Rp1,74 miliar.
Kenaikan pendapatan itu juga membuat beban pokok pendapatan yang tutur membengkak menjadi Rp52,32 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp45,13 miliar. Alhasil laba bruto tersisa Rp27,33 miliar.
Kenaikan beban pokok tersebut disebabkan sejumlah pos beban yang juga mengalami kenaikan serta pembalikkan laba menjadi rugi dari entitas asosiasi.
Setelah diakumulasi dari pos beban dan penghasilan lainnya, perseroan memnbukukan rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp1,67 miliar.
Sementara itu, total aset ABBA hingga akhir Juni 2024 tercacat sebesar Rp232,8 miliar, menyusut dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp271,1 miliar. ABBA juga masih mencatatkan defisiensi modal sebesar Rp110,6 miliar.
Baca Juga: Ada "Tangan Sakti" Erick Thohir di Balik Debut Maarten Paes di Arab Saudi