Penyelenggaraan HLF MSP dan IAF ke-2 yang, membawa dampak keberlanjutan terkait posisi Indonesia di kancah global. Salah satunya, dengan melanjutkan semangat yang telah dikumandangkan pada IAF ke-2 yakni “Bandung Spirit for Africa’s 2063 Agenda”. Hubungan Indonesia dan Afrika diharapkan dapat semakin erat, terlebih di tahun 2025 akan ada momentum 70 tahun KAA.
“Tahun 1955 dari Konferensi Asia Afrika yang melahirkan non-alignment movement kemudian terus berkembang hingga di tahun 2024, Bandung Spirit dan semangat solidaritas menjadi sesuatu yang sangat relevan dengan dinamika global saat ini,” tambah Mia.
Spirit tersebut dijelaskan Mia diharapkan dapat terus menumbuhkan perdagangan Indonesia dan Afrika. Termasuk peran aktif Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular, yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan antarnegara berkembang.
Adapun kerja sama yang terjalin pada bidang transformasi ekonomi, energi, pertambangan, kesehatan, dan sektor pembangunan. Hingga menjalin hubungan untuk mengoptimalkan kerja sama dengan Global South guna bersama-sama mencapai SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Prosesnya, perlu dikawal dan dipastikan untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
“Forum ini juga memberikan dampak bagi pemerintah, para ahli, swasta, akademisi, untuk bertukar ide, gagasan, dan memperluas jejaring,” tambah Mia.
Tujuh belas tujuan yang ingin dicapai pada SDGs, memerlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk diwujudkan. Salah satunya meningkatkan kualitas edukasi yang akan sangat berdampak pada generasi muda hari ini dan masa mendatang.
Selain pemerintah, masyarakat juga diharapkan terlibat dalam berbagai diskusi, memberi gagasan, hingga menyebarkan informasi tentang pentingnya mendukung upaya dan mengawal kerja sama yang dilakukan Indonesia dengan berbagai pihak. Termasuk, menggaungkan semangat Bandung Spirit yang menekankan solidaritas dengan negara-negara berkembang.
“Peran anak muda dapat dilakukan dengan ikut memahami budaya Indonesia dan Afrika, berkolaborasi dalam bidang edukasi, ekonomi kreatif, juga semakin memperluas informasi-informasi penting ini dengan media sosial,” ucap Mia.
Sejalan dengan itu, Key Opinion Leader (KOL) dan Praktisi Komunikasi Trya Wahyudha, menjelaskan bahwa generasi muda memiliki peran untuk menyebarkan pesan dan menggaet publik guna lebih memahami isu-isu nasional dan internasional. Pada penyelenggaraan HLF MSP dan IAF ke-2, Trya berkesempatan untuk hadir dan ikut menggaungkan pesan-pesan penting yang ada pada acara tersebut.
“Awalnya saya merasa sedikit apatis sebagai anak muda, tetapi ketika dapat terlibat dan menyuarakan isi hati saya secara langsung terhadap isu-isu yang terjadi saat ini ternyata banyak sekali keuntungannya,” jelas Trya.