"Sebanyak 78 ribu hektare lahan sawit juga telah diremajakan melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Selain itu, kami juga terus mengembangkan energi terbarukan melalui pemanfaatan biogas, Bio-CNG, biodiesel, dan bioetanol," papar Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menegaskan bahwa sawit merupakan minyak nabati utama dunia yang harus terus dikembangkan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menyusun roadmap pengelolaan sawit guna meningkatkan kontribusinya secara global.
"Hal ini penting agar semua yang kita lakukan tidak hanya mendukung Indonesia Emas 2045, tetapi juga berkontribusi dalam perekonomian dunia," paparnya.
Sementara itu, Dewan Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Prof. Bungaran Saragih, menambahkan bahwa pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. Untuk mencapai target tersebut, industri sawit harus terus mendorong hilirisasi sebagai salah satu strategi utama.
"Menurut analisis saya, dengan hilirisasi pertanian yang dipimpin oleh industri sawit, target pertumbuhan ekonomi 8% bukan lagi sekadar mimpi. Sawit harus menjadi pelopor hilirisasi di sektor pertanian kita," ujarnya.
Bungaran juga menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dan perluasan kebun sawit, baik milik rakyat maupun perusahaan, dengan tetap berpegang pada standar keberlanjutan dan reforestasi global.
"Jika hal ini dapat kita lakukan, maka kita tidak hanya akan memperoleh keuntungan ekonomi, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dunia," tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT RPN, Iman Yani Harahap, menyampaikan bahwa tantangan ke depan yang harus dihadapi salah satunya adalah bagaimana Indonesia bisa memenuhi permintaan dalam negeri dengan tetap mempertahankan devisa dari hasil ekspor.
“Tentu kita harus mengupayakan keduanya. Artinya, salah satu hal penting yang saat ini harus terus didorong adalah produktivitas sawit,” ujarnya.
Saat ini PT RPN telah menjalankan beberapa strategi peningkatan produktivitas yang akan terus dilakukan. Dari aspek agronomi dan pemuliaan, pihaknya akan melakukan pengembangan benih unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim, peningkatan praktik GAP dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan, dan efisiensi efektivitas pemupukan melalui penerapan berbagai teknologi.