Pembahasan dalam NEO 2025 juga bisa menjadi sumber masukan untuk pengambilan keputusan strategis.
“Baik untuk kepentingan usaha bisnis atau memproyeksikan keputusan dan kebijakan yang akan diambil di masa mendatang,” ujar Randy.
Sejumlah pembicara hadir membahas isu strategis dalam dua sesi panel di NEO 2025. Di sesi pertama, membahas soal strategi finansial dan sumber pertumbuhan ekonomi baru, hadir ekonom Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati dan Kepala Departemen Riset Makro dan Pasar Keuangan Bank Mandiri Dian Ayu Yustina.
Di sesi kedua hadir sebagai panelis adalah Ketua Tim Kerja Dekarbonisasi Industri Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian Rr. Sri Gadis Pari Bekti serta Manajer Senior Bidang Energi dan Bisnis Berkelanjutan WRI Indonesia Clorinda Kurnia Wibowo.
Sesi ini membahas perkembangan dan tindak lanjut hilirisasi, industri hijau, dan pengembangan energi berkelanjutan.
Di sesi penutup ada Rezzy Eko Caraka, peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional. Dia memaparkan peran penting teknologi Artificial Intelligence atau Akal Imitasi (AI) dalam pembangunan perekonomian berkelanjutan.
“Dalam konteks ekonomi, AI dan data science mampu mengoptimalkan efisiensi industri, mempercepat inovasi keuangan, serta memastikan transisi energi yang lebih berkelanjutan,” kata Rezzy yang juga merupakan Research Professor University of Technology, Taiwan.
Penyelenggaraan konferensi NEO 2025 kali ini juga didukung oleh berbagai mitra NTV, di antaranya PT Pertamina Hulu Energi, PT PLN Persero, PT Freeport Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Sinarmas Land, Telkom Indonesia, dan PT AMMAN Mineral International Tbk.
Baca Juga: Ekspansi Global, PIS Buktikan Komitmen Sosial Ekonomi di 3 Negara