Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik meloyo pada penutupan perdagangan Rabu (16/5/2025).
Mengutip data RTI Business, pada penutupan perdagangan IHSG melemah 41,62 poin atau naik 0,65 persen menuju ke level 6.400.
Pada waktu itu, sebanyak 29,13 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp21,12 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,16 juta kali.
Dalam perdagangan di waktu itu, sebanyak 250 saham bergerak naik, sedangkan 331 saham mengalami penurunan, dan 220 saham tidak mengalami pergerakan.
Melanjutkan Pelemahan Sesi Pertama
Pada sesi pertama perdagangan hari Rabu, IHSG mengalami penurunan sebesar 8 poin atau 0,13 persen ke level 6.433.
Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya mengatakan, pelemahan ini tampaknya dibayangi ketidakpastian proses negosiasi Amerika Serikat (AS) dan China sehubungan tarif dagang terkait posisi kedua negara tersebut bersikeras dengan posisi masing-masing sehubungan perang tarif dagang.
"Pasar menduga proses negosiasi kedua negara tersebut juga berpotensi sulit, pasar kuatir sikap keras kepala kedua negara dapat menghambat proses negosiasi," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas.
Mengutip dari Bloomberg dimana Presiden Donald Trump menyerukan kepada China untuk menghubunginya guna memulai negosiasi yang bertujuan menyelesaikan pertikaian dagang yang semakin memanas antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Baca Juga: IHSG Masih Unjuk Gigi Tetap Menguat di Perdagangan Rabu Pagi
"Bola sekarang ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt.
Sementara, Pilarmas Investindo Sekuritas melihat, dari dalam negeri, tekanan eksternal masih menyelimuti pergerakan indeks IHSG.
Namun, demikian aksi rencana yang akan dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan akan menambah porsi portofolio investasi di pasar modal sebesar 20 persen, tentunya ini memberikan optimis pelaku pasar terhadap pasar modal dalam negeri
Selain itu, sejumlah emiten melakukan aksi buyback ini akan memberikan dampak positif bagi pasar saham Indonesia.
"Sehingga Buyback saham dilakukan untuk memperkuat kepercayaan investor, serta menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dalam mengurangi tekanan. Sehingga ini dapat menopang positif pasar keuangan dalam negeri," kata Pilarmas Investido Sekuritas.
Sesuai Proyeksi