Sucor Stage 2025 Soroti Strategi Investasi Menghadapi Era Pemerintahan Baru

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 21 April 2025 | 12:03 WIB
Sucor Stage 2025 Soroti Strategi Investasi Menghadapi Era Pemerintahan Baru
Gelaran The Sucor Stage bertajuk “Market Outlook 2025: Navigating Investments in New Regime,”.

Suara.com - Tahun 2024 menjadi titik balik krusial dalam perjalanan ekonomi dan politik Indonesia. Di tengah transisi kepemimpinan nasional, pelaku pasar menghadapi tantangan dan peluang baru yang memengaruhi arah investasi ke depan.

Dinamika global seperti kebijakan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, perang tarif, serta pergeseran tren investasi global turut membentuk lanskap ekonomi domestik yang semakin kompleks.

Melihat kondisi ini, PT Sucorinvest Asset Management (Sucor AM) menilai pentingnya memberikan perspektif yang komprehensif dan kredibel kepada para investor, mitra, dan stakeholders.

Melalui gelaran The Sucor Stage bertajuk “Market Outlook 2025: Navigating Investments in New Regime,” Sucor AM mengajak seluruh peserta memahami arah kebijakan pemerintahan baru, kondisi makroekonomi, serta menggali peluang investasi yang relevan dalam menghadapi era baru ini.

Acara ini menghadirkan para pembicara kunci dari kalangan ekonom, hingga fund manager internal Sucor AM.

“Kita semua sedang berada di fase penting di mana transisi nasional dan dinamika global akan membentuk arah baru bagi performa dan pasar keuangan di Indonesia,” kata CEO Sucor AM Jemmy Paul Wawointana ditulis Senin (21/4/2025).

“Tidak hanya perubahan dalam negeri dan juga kepemimpinan internasional seperti perubahan tarif dari AS, suku bunga global, hingga tensi geopolitik menjadi faktor penting dalam mengambil keputusan investasi ke depan. Di tengah berbagai ketidakpastian ini, kami percaya bahwa investor membutuhkan arahan yang relevan, pandangan yang objektif, dan strategi yang bisa diandalkan,” imbuh Jemmy.

Pada kesempatan yang sama, Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, memberikan pandangan yang optimistis terhadap instrumen obligasi meskipun suku bunga global masih fluktuatif.

“Kepemilikan asing pada obligasi hanya sekitar 14 persen. Ini yang menjelaskan mengapa guncangan global yang signifikan tidak terlalu berdampak pada pasar obligasi, karena tekanan jual dari asing juga jauh berkurang. Hal ini membuat kami cukup positif terhadap kondisi global saat ini. Sejujurnya, pasar obligasi masih bisa menjadi pilihan investasi yang menarik,” ujarnya.

Baca Juga: LG Batalkan Investasi Baterai EV di Indonesia Senilai Rp130 Triliun

Sementara itu, pakar ekonomi syariah yang juga Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Adiwarman Karim menyampaikan pesan penting kepada investor untuk tidak hanya ikut-ikutan dalam berinvestasi atau berbisnis.

“Karena itu, penting untuk terus bergerak maju. Apa yang dia bilang itu benar—jangan hanya ikut-ikutan. Namun, kita harus mempelajarinya dengan benar. Seperti yang sering saya katakan, perhatikan dulu fundamentalnya. Setelah itu, amati pasar. Kalau kita cuma ikut-ikutan tanpa pemahaman yang matang, kita hanya akan mengikuti tren tanpa arah yang jelas,” jelasnya.

The Sucor Stage 2025 juga menghadirkan sesi membedah strategi pengelolaan portofolio dalam menghadapi pemerintahan baru yang dipaparkan oleh para fund manager Sucor AM.

Para fund manager juga menyoroti pentingnya pendekatan investasi yang disesuaikan dengan profil risiko dan horizon waktu investor.

Dalam paparannya, tim Sucor AM merekomendasikan sejumlah produk unggulan yang relevan di tengah kondisi pasar saat ini, antara lain Sucorinvest Equity Fund (SEF) untuk investor agresif di saham berfundamental kuat, Sucorinvest Money Market Fund (SMMF) untuk investor konservatif dengan kebutuhan likuiditas tinggi, serta Sucorinvest Monthly Income Fund (SMIF) untuk mengambil peluang pada Obligasi Indonesia dengan fitur pembagian hasil investasi bulanan.

Produk berbasis indeks seperti Sucor IDX30 Fund juga dipandang menarik untuk strategi investasi jangka menengah hingga panjang.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI