Data transaksi yang dihimpun BI pada periode 8 hingga 10 April 2025 menunjukkan bahwa nonresiden melakukan penjualan neto yang signifikan di berbagai instrumen investasi.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resminya yang dikutip pada 12 April 2025, mengungkapkan bahwa aliran modal asing keluar tersebut didorong oleh penjualan neto di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Surat Berharga Negara (SBN), dan saham.
"Akumulasi jual neto tersebut didorong jual neto pasar SRBI, SBN dan saham masing-masing sebesar Rp10,47 triliun, Rp7,84 triliun dan Rp5,73 triliun," jelas Ramdan.
Lebih lanjut, BI juga mencatat adanya peningkatan premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun. Per 10 April 2025, CDS Indonesia berada di level 113,35 basis poin (bps), naik dibandingkan posisi 105,75 bps per 4 April 2025.
Meskipun demikian, jika dilihat secara kumulatif sejak awal tahun 2025 hingga 10 April 2025, data setelmen BI menunjukkan adanya beli neto sebesar Rp7,11 triliun di SRBI dan Rp13,05 triliun di pasar SBN. Sementara itu, pasar saham mencatatkan jual neto sebesar Rp32,48 triliun.
Fenomena capital outflow ini menjadi perhatian dan akan terus dipantau oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik. Faktor-faktor global dan domestik diperkirakan menjadi pendorong pergerakan aliran modal asing ini.