Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta semua pihak bersabar untuk melihat gebrakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara. Pasalnya, kekinian BPI Danantara tengah melakukan konsolidasi holding.
Dia menyebut, BPI Danantara memiliki dua holding utama, yaitu holding operasional dan investasi.
"Danantara sedang konsolidasi operasional dan strategi investasi, kita kasih waktu mereka, kita juga mesti sabar," ujar Erick seperti dilansir Antara, Rabu (23/4/2025).
Ketua Umum PSSI ini juga menuturkan, Kementerian BUMN juga fokus pada konsolidasi perusahaan pelat merah yang masuk dalam dua holding tersebut.
"Danantara ini baru lahir, di Danantara ada investasi dan operasional. Tentu kita memprioritaskan konsolidasi dari Danantara supaya mereka bisa jalan," kata Erick.
Dia menegaskan, pemilihan orang-orang di Danantara tidak asal pilih, tetapi mereka merupakan orang-orang yang sangat kredibel.
"Pemilihan orang-orang di Danantara, saya rasa orang-orang yang sangat kredibel," imbuh Erick.
Mulai Petakan Arah Investasi
Sebelumnya, BPI Danantara mulai memetakan arah investasi yang akan didanai ke depan. Investasi Danantara ini akan dilakukan oleh Holding Investasi yang dipimpin oleh Pandu Patria Sjahrir. Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani mengatakan, dana untuk investasi ini didapat dari dividen yang masuk ke Danantara. Menurut dia, Danantara tidak asal-asalan dalam dalam melakukan investasi.
Baca Juga: LG Hengkang, Erick Thohir Mau Tawarkan AS Jadi Investor Industri Baterai EV
"Nah dalam melakukan investasi kan ini tidak bisa langsung. Inilah peran dari Treasury kami untuk memastikan dana-dana itu juga terinvestasikan dengan baik dan benar, sebelum masuk kepada investasi yang yang jangka panjang," ujarnya dalam konferensi pers di Financial Hall Graha CIMB Niaga, Jakarta yang dikutip Selasa (25/3/2025).
Menteri Investasi dan Hilirisasi ini ini melanjutkan, dalam melakukan investasi ada kriteria-kriteria khusus mulai dari pengembalian investasi (return), penciptaan lapangan pekerjaan, dampak terhadap ekspor dan menurunkan impor, serta memiliki daya saing tinggi. "Tapi dana-dana yang masuk secara bertahap melalui dividen ini Itu adalah dana yang akan dipergunakan dalam investasi ke depannya," kata Rosan.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir telah membidik sektor-sektor mana saja yang akan dinvestasikan oleh Danantara. Misalnya, investasi yang menarik mulai dari ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi.
"Menurut saya downstreaming atau hilirisasi sekarang menarik, Dan kemudian Mengenai digital infrastructure Ini adalah hal-hal di mana ,emang banyak sekali interest untuk reinvestasi," ucap dia.
Mantan Bos emiten TOBA ini menegaskan, investasi yang dilakukan Danantara, merupakan investasi jangka panjang. "Kemudian juga dari sisi focus return kita. Kita selalu melihat ini long term (jangka panjang). Mungkin berbeda dengan misalnya private equity, di mana harus menjual," beber dia.
Full Team
telah memiliki susunan pengurus "The Dream Team" yang lengkap. Mulai dari Dewan Pengawas, Pengarah, dan Penasihat, hingga Managing Director telah diumumkan oleh Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani.
Rosan menyebut, nama-nama yang masuk dalam "The Dream Team" itu bukan sosok titipan dari pejabat negara maupun dari Presiden Prabowo Subianto.
"Jadi, kita tidak meng-entartain segala macam titipan. Wong Bapak Presiden saja tidak ada titipan nama," ujar Rosan dalam konferensi pers di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Selain itu, Rosan juga tak mengkehendaki adanya sosok partai politik yang masuk dalam susunan Danantara. "Tidak ada mohon maaf, nama dari partai-partai politik, itu juga tidak ada," imbuh Menteri Investasi dan Hilirisasi ini.
Meski tak ada orang titipan, tetapi banyak nama-nama orang asing yang masuk dalam jajaran pengurus. Misanya saja, sosok pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio yang masuk dalam jajaran Dewan Penasihat. Lalu, ada ekonom global, Jeffrey Sachs, Equity Portfolio Manager Capital Group F Chapman Taylor, serta mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.
MenurutChief Investment Officer (CIO) Pandu Patria Sjahrir bilang, posisi orang asing dalam pengurusan Danantara sangat penting, karena untuk mencermati risiko perekonomian global maupun geopolitik. Hal ini, agar investasi yang dilakukan Danantara tidak salah langkah.
"Hal-hal yang menyangkut makro dan kita sangat aware, makanya tadi ada Dewan Penasihat seperti Ray, Jeffrey Sachs itu kenapa? Karena kita tahu bahwa macro risk semakin besar, geopolitical risk semakin besar," jelas Pandu di lokasi yang sama.
Mantan Bos Emiten TOBA ini menyebut, sosok-sosok orang asing yang direkrut juga bukan orang titipan dari siapapun.