Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Rabu, 14 Mei 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp1.886.000 per gram.
Harga emas Antam itu naik tipis sebesar Rp2.000 dibandingkan hari Selasa, 13 Mei 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp1.734.000 per gram.
Harga buyback itu juga melonjak Rp2.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Selasa kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 gram Rp993.000
- Emas 1 Gram Rp1.886.000
- Emas 2 gram Rp3.712.000
- Emas 3 gram Rp5.543.000
- Emas 5 gram Rp9.205.000
- Emas 10 gram Rp18.355.000
- Emas 25 gram Rp45.762.000
- Emas 50 gram Rp91.445.000
- Emas 100 gram Rp182.812.000
- Emas 250 gram Rp456.765.000
- Emas 500 gram Rp913.320.000
- Emas 1.000 gram Rp1.826.600.000
Harga Emas Dunia Masih Anjlok
Harga emas dunia diperdagangkan melemah di sesi awal Asia hari ini, Rabu, 14 Mei 2025, dengan harga turun ke kisaran USD 3.245 per troy ounce.
Seperti diklansir dari FXstreet, penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya selera risiko investor global setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan untuk saling menurunkan tarif impor, yang memicu penguatan pasar dan menekan permintaan terhadap logam mulia sebagai aset safe haven.

Kesepakatan tarif tersebut dicapai setelah dua hari negosiasi intensif antara perwakilan AS dan China di Jenewa, Swiss.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Anjlok Dua Hari Beruntun, Bakal Menguat atau Melemah Lagi?
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Amerika Serikat memangkas tarif impor terhadap produk China menjadi 30 persen dari sebelumnya 145 persen, sementara China menurunkan tarif impor terhadap barang-barang dari AS menjadi 10 persen dari 125 persen. Perkembangan ini disambut positif oleh pelaku pasar dan mendorong aliran dana keluar dari aset lindung nilai seperti emas.
"Emas dan perak menunjukkan aksi jual besar-besaran di awal minggu baru di tengah kesepakatan dagang antara AS dan China di Swiss. Indeks dolar dan imbal hasil obligasi AS melonjak setelah pengumuman kesepakatan dagang. Gencatan senjata Indo-Pakistan selama akhir pekan juga meredakan pembelian logam mulia sebagai aset safe haven," kata Manoj Kumar Jain, analis dari Prithvifinmart Commodity Research.
Di luar kesepakatan dagang, situasi geopolitik Asia Selatan juga turut berkontribusi terhadap tekanan harga emas. Meredanya ketegangan antara India dan Pakistan memberikan tambahan tekanan pada logam mulia. Setelah berminggu-minggu ketegangan di wilayah perbatasan Jammu dan Kashmir, kedua negara kini menerapkan gencatan senjata yang tetap bertahan hingga malam hari.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menegaskan bahwa India tidak akan mentoleransi 'pemerasan nuklir' dan bahwa operasi terhadap Pakistan hanya dihentikan sementara, tergantung pada langkah selanjutnya dari pihak Pakistan.
Penguatan sentimen risiko global dan penurunan ketegangan geopolitik secara umum telah mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. Namun, beberapa analis menilai bahwa ketidakpastian tetap ada dan bisa menjadi katalis pembalikan arah bagi emas.
“Meskipun terjadi aksi jual saat ini, tanda-tanda eskalasi lanjutan antara India dan Pakistan atau kebijakan perdagangan yang tidak konsisten dari Presiden AS Donald Trump bisa memicu arus modal kembali ke aset safe haven seperti emas,” tambah Jain.