Cetak Rekor: Cadangan Beras Bulog Tembus 3,7 Juta Ton, Lampaui Era Soeharto

Kamis, 15 Mei 2025 | 15:51 WIB
Cetak Rekor: Cadangan Beras Bulog Tembus 3,7 Juta Ton, Lampaui Era Soeharto
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mencetak sejarah baru dengan mencatatkan cadangan beras tertinggi sepanjang sejarah, yakni 3,7 juta ton tersimpan di seluruh gudangnya.

Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono menjelaskan, hingga pertengahan bulan Mei tahun 2025, Bulog telah berhasil menyerap gabah setara beras sebanyak 2,1 juta ton, yang merupakan capaian tertinggi dalam sejarah lembaga tersebut sejak didirikan. Angka ini melampaui rekor-rekor sebelumnya dan menjadi tonggak baru dalam pencatatan serapan beras nasional.

"Sampai dengan saya berdiri di sini, total beras yang disimpan di gudang Bulog adalah 3,7 juta ton, di mana serapan tahun 2025 dari Januari sampai dengan hari ini sudah 2,1 juta ton, yang tertinggi sepanjang sejarah," tutur Sudaryono saat meninjau langsung fasilitas modern Rice Mill Unit (RMU) dan gudang Bulog di Karawang, Jawa Barat, Kamis, (15/5/2025).

Sebagai perbandingan historis, rekor serapan tertinggi sebelumnya terjadi pada tahun 1984, ketika Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto mencatatkan serapan sebesar 3 juta ton, yang saat itu menjadi landasan bagi penghargaan swasembada beras yang diberikan oleh FAO. Dengan pencapaian tahun ini, Bulog tidak hanya berhasil melampaui capaian masa lalu, tetapi juga menandai era baru dalam ketahanan pangan nasional.

"Anda semua bisa cek di tahun 1984 Presiden Soeharto mendapatkan penghargaan swasembada beras oleh FAO. Shingga kita telah melampaui, secara kuantitas telah melampaui dari rekor tertinggi yang ada, yaitu tahun 1984 yang kita pecahkan di tahun ini 2025," ujarnya.

Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, terutama para petani yang terus memproduksi dengan semangat tinggi, serta seluruh personel Bulog dari tingkat pusat hingga lapangan yang bekerja tanpa lelah, bahkan banyak yang tinggal langsung di lokasi panen untuk menyerap gabah secara maksimal.

"Ini tentu saja hasil kerja keras semua pihak, khususnya hasil kerja keras semua petani kita yang produksi dan semangatnya luar biasa, ditambah semua pasukan Bulog dari mulai pimpinan dirut sampai dengan level yang di lapangan semuanya kerja keras," katanya.

Dia menambahkan, keberhasilan ini tidak lepas dari perubahan kebijakan pemerintah saat ini, ddi mana Bulog kini lebih difokuskan untuk menyerap gabah langsung dari petani, bukan membeli beras dari pedagang. Kebijakan ini bertujuan agar petani mendapatkan harga jual yang layak, dan intervensi pemerintah bisa langsung dirasakan oleh mereka yang selama ini paling terdampak oleh fluktuasi harga pascapanen.

Dengan pencapaian ini, Bulog membuktikan diri sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan hadir nyata di sisi petani. ***

Baca Juga: Prabowo Ungkap Strategi Swasembada Pangan, Salah Satunya Mau Bikin Kebun Bertingkat di Perkotaan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI