Dengan penataan ulang peran Stasiun Karet dan optimalisasi Stasiun Sudirman serta BNI City, kawasan ini diproyeksikan sebagai hub utama layanan KAI Commuter.
Kajian akan menyoroti berbagai aspek strategis, termasuk optimalisasi integrasi antarmoda Commuter Line, MRT, LRT, dan KA Bandara serta peningkatan kenyamanan pengguna. Studi ini juga menjadi awal dari penguatan potensi pendapatan non-tiket, melalui pengembangan ruang komersial, area co-working, dan fasilitas publik lain yang bernilai ekonomi di sekitar kawasan.
Tujuannya adalah menciptakan ekosistem layanan transportasi yang andal dan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara berkelanjutan.
Sudirman Gateway mengusung tema besar “Reimagining Sudirman Gateway: Transformasi Perkotaan melalui Mobilitas Tanpa Hambatan, Ruang Publik Inklusif, dan Kehidupan Kota yang Dinamis.” Visi ini disertai misi peningkatan konektivitas multimoda, desain kawasan yang ramah lingkungan, dan ruang publik yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan.
Didiek menekankan bahwa KAI bersama para mitra bertindak sebagai fasilitator strategi. Sementara implementasi kebijakan dan teknis sepenuhnya berada di tangan lembaga berwenang. Keberhasilan proyek ini terletak pada penyelarasan visi dan kolaborasi lintas sektor, bukan sekadar pembangunan fisik.
Proyek ini juga dirancang untuk menghasilkan nilai tambah secara sosial dan ekonomi. Selain menciptakan mobilitas yang efisien dan rendah emisi, proyek ini turut menghadirkan ruang usaha yang mendukung pelaku ekonomi lokal dan menciptakan nilai tambah kawasan secara jangka panjang.
Seluruh proses akan dijalankan secara bertahap sepanjang 2025, mulai dari pengumpulan data, konsultasi teknis, penyusunan konsep dan strategi bisnis, hingga finalisasi kajian. KAI berkomitmen menjalankan tahapan ini dengan prinsip transparansi, kolaborasi, dan keberlanjutan.