Harga Emas Antam Lompat Tinggi di Awal Pekan Jadi Rp1.894.000/Gram

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 19 Mei 2025 | 09:09 WIB
Harga Emas Antam Lompat Tinggi di Awal Pekan Jadi Rp1.894.000/Gram
Seorang karyawan menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di Butik Emas Antam, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (23/7/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kesepakatan ini dipandang sebagai langkah positif untuk mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung lama, sekaligus memicu meningkatnya selera risiko global. Dampaknya, permintaan terhadap emas sebagai lindung nilai menurun tajam.

Menurut analis pasar Jim Wycoff dari Kitco, pergerakan harga emas sepanjang pekan lalu merupakan gelombang likuidasi selama seminggu yang didorong oleh berita-berita utama yang fluktuatif dan penurunan premi risiko global.

Sementara itu, dolar AS mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut, memperburuk tekanan terhadap emas. Kuatnya harga impor dan lonjakan ekspektasi inflasi konsumen yang meningkat menjadi 7,3 persen dari bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen memicu permintaan terhadap dolar.

Kondisi ini turut mendongkrak imbal hasil obligasi pemerintah AS dan semakin menekan minat investor terhadap emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Meskipun beberapa data ekonomi, termasuk sentimen konsumen, menunjukkan pelemahan, sentimen utama pasar tertuju pada peningkatan permintaan terhadap dolar dan berkurangnya minat investor untuk menjaga posisi defensif. Hal ini tercermin dalam penurunan permintaan terhadap produk investasi emas seperti ETF dan pasar fisik yang menunjukkan pelemahan.

Pasar masih memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali sebelum akhir tahun ini, kemungkinan dimulai pada bulan September. Namun demikian, keyakinan investor terhadap prediksi tersebut mulai melemah.

Data penjualan ritel dan indeks harga produsen (PPI) pekan lalu tidak memberikan sinyal yang cukup kuat untuk mendorong pelonggaran kebijakan moneter. Pengeluaran konsumen tetap cukup tangguh, sementara tekanan harga di tingkat produsen masih terjaga.

Kini, fokus pasar beralih kepada komentar pejabat Federal Reserve dan arah kebijakan moneter yang akan diambil. Di tengah meningkatnya ekspektasi inflasi meskipun CPI inti menunjukkan penurunan, pelaku pasar menanti apakah nada dovish yang sempat muncul dari pembuat kebijakan akan berkembang menjadi langkah nyata atau justru kembali menjadi lebih berhati-hati.

Bagi emas, ketidakpastian ini menjadi hambatan tambahan. Tanpa sinyal yang jelas dari The Fed mengenai pivot kebijakan, ruang kenaikan harga emas cenderung terbatas, sementara tekanan jual masih berpotensi berlanjut.

Baca Juga: Harga Emas Resmi Pegadaian Terjun Bebas Lagi Pada Minggu, Berikut Daftarnya

Memasuki pekan baru, prospek harga emas masih dibayangi sentimen bearish. Meski CPI inti bulan April lebih rendah dari ekspektasi, lonjakan ekspektasi inflasi konsumen jangka panjang hingga 7,3 persen menciptakan keraguan atas kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI