Suara.com - Pekerja di dua pabrik mobil Ford di kota Cologne, Jerman, melakukan aksi mogok. Mereka memprotes ribuan rencana pemutusan hubungan kerja di seluruh operasi produsen mobil AS tersebut di Eropa. Pemutusan hubungan kerja di Ford mencerminkan perubahan yang lebih luas di sektor mobil karena perusahaan-perusahaan seperti Volkswagen (VOWG.DE),Nissan (7201.T), dan General Motors (GM.N),memangkas pekerjaan sebagai respons terhadap persaingan baru dari Tiongkok. Serta permintaan yang lemah, dan transisi yang mahal menuju elektrifikasi.
Pekerja yang mogok berkumpul di depan salah satu pabrik di Cologne, mengangkat tinggi-tinggi spanduk merah dengan slogan "Berjuang untuk setiap pekerjaan.
"Mogok kerja hari ini mengakibatkan kerugian beberapa juta euro," kata kepala dewan pekerja Benjamin Grushka dilansir Reuters, Selasa (20/5/2025).
" Jadi ini menyakitkan. Saya akan terkejut jika pabrik Ford tidak mengundang kami untuk berunding lebih lanjut besok sepanjang hari," katanya.
Mengenai kemungkinan aksi industrial lebih lanjut, Grushka berkata, jika perusahaan tidak bertindak, makan karyawan terus melakukan aksi mogok kerja.
Namun aksi ini belum mendapatkan respon dari perusahaan. Bahkan perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar para pekerja tersebut. Untuk itu buruh Ford memilih untuk mogok minggu lalu, setelah perusahaan mengatakan pada bulan November akan memangkas sekitar 14% tenaga kerjanya di Eropa, dengan Jerman menjadi negara yang paling terdampak. Perwakilan buruh bersikeras agar manajemen mencari langkah alternatif untuk merestrukturisasi bisnis.
Sebelumnya, Ford akan putus hubungan kerja (PHK) sekitar 4.000 karyawan yang ada di Eropa secara bertahap selama tiga tahun ke depan. Angka 4.000 ini setara 14 persen dari total pekerja di Eropa. Perusahaan otomotif itu mengaku tengah mengalami kesulitan karena permintaan kendaraan listrik yang melambat imbas meningkatnya persaingan dengan China.
"Industri otomotif global terus berada dalam periode disrupsi, terutama di Eropa, di mana industri tersebut menghadapi tantangan persaingan, regulasi, dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Dave Johnston, wakil presiden Ford.
Adapun, perusahaan tersebut mengatakan akan memangkas sekitar 4.900 pekerjaan di seluruh Eropa. Kepala keuangan Ford John Lawler baru-baru ini menulis surat kepada pemerintah Jerman yang menyerukan langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi pasar bagi produsen mobil.
Baca Juga: Sah! Ekspor Kelapa Bulat Mulai Minggu Ini Kena Pajak
"Yang kurang di Eropa dan Jerman adalah agenda kebijakan yang jelas dan tegas untuk memajukan mobilitas elektronik, seperti investasi publik dalam infrastruktur pengisian daya, insentif yang berarti untuk membantu konsumen beralih ke kendaraan listrik, meningkatkan daya saing biaya bagi produsen, dan fleksibilitas yang lebih besar dalam memenuhi target kepatuhan CO2," kata Lawler.