Industri kecantikan dan perawatan kulit di Indonesia tengah berada di puncak kejayaannya. Gelombang tren ini tidak hanya membawa produk-produk global, tetapi juga memicu persaingan ketat di antara merek lokal, khususnya di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Fenomena ini didorong oleh kemudahan akses melalui platform digital dan e-commerce, yang memungkinkan lahirnya banyak merek skincare lokal baru. Imbasnya, jumlah pabrik skincare berskala kecil-menengah, khususnya yang berkonsep maklon, meningkat tajam dalam dua tahun terakhir.
Fenomena industri maklon (manufaktur kontrak) menjadi tulang punggung bagi UMKM di sektor kecantikan. Dalam konteks ini, persaingan maklon berarti perusahaan-perusahaan produsen menawarkan jasa manufaktur kepada brand lain yang tidak memiliki fasilitas produksi sendiri.
Ini memungkinkan brand kecil dan menengah untuk fokus pada pemasaran dan pengembangan konsep, sementara produksi ditangani oleh pihak ketiga yang memiliki standar dan sertifikasi.
Peran pabrik maklon menjadi sangat krusial, karena mereka menawarkan solusi cepat, legal, dan sesuai tren pasar tanpa harus berinvestasi besar pada fasilitas produksi. Salah satu pendorong utama tren ini adalah kemunculan brand seperti Marlov, yang diproduksi oleh PT Delta Atsiri Prima, sebuah pabrik skincare lokal yang mengusung konsep manufaktur fleksibel dan siap ekspansi.
Industri minyak atsiri di Indonesia juga turut memainkan peran penting dalam dinamika ini. Sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati melimpah, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan produk berbasis bahan alami, termasuk minyak atsiri. Minyak atsiri, yang diekstrak dari berbagai bagian tumbuhan, dikenal memiliki khasiat terapeutik dan aromatik, menjadikannya bahan baku premium untuk produk kecantikan alami (natural skincare) dan produk perawatan kesehatan.
Integrasi minyak atsiri dalam formulasi produk kecantikan lokal tidak hanya menambah nilai jual, tetapi juga mendukung keberlanjutan sumber daya alam dan ekonomi petani lokal.
![Indri Arianti, General Manager PT Delta Atsiri Prima [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/21/51771-indri-arianti-general-manager-pt-dap.jpg)
Salah satu perusahaan yang menawarkan kolaborasi pada bidang ini adalah PT Delta Atsiri Prima. Perusahaan ini adalah produsen terkemuka produk berbahan dasar minyak atsiri dan turunannya, yang telah mengantongi sertifikasi penting seperti CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) dan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) dari BPOM. Sertifikasi ini memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan keamanan tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Perusahaan ini menawarkan hubungan bisnis yang mutualistik dengan para mitranya, menjanjikan proses produksi yang cepat, dukungan legalitas BPOM yang lengkap, serta kemampuan formulasi produk yang sesuai dengan tren pasar terkini. Ini mencakup pengembangan produk alcohol-free, antibacterial bodycare, hingga produk yang ramah untuk kulit sensitif (sensitive skin friendly).
Baca Juga: Jangan Keliru, 7 Kombinasi Viva Milk Cleanser dan Toner Sesuai Jenis Kulit
Terlebih, saat ini, skincare telah menjadi kategori utama yang memimpin pertumbuhan startup beauty di Indonesia. Banyak brand baru lahir dari komunitas online dan media sosial, menciptakan permintaan akan pabrik yang adaptif, mampu memproduksi dengan cepat, namun tetap mematuhi regulasi ketat.
PT Delta Atsiri Prima menjawab kebutuhan ini dengan menawarkan layanan ODM (Original Design Manufacturer) dan OEM (Original Equipment Manufacturer) yang didukung oleh tim riset dan pengembangan internal yang kuat. Fasilitas ini memungkinkan klien untuk mengembangkan formulasi produk yang inovatif berbasis bahan aktif alami yang sedang tren, seperti niacinamide, tea tree oil, dan bakuchiol. Kemampuan ini sangat krusial karena konsumen saat ini semakin peduli dengan kandungan produk yang mereka gunakan.
Dengan model produksi yang scalable (dapat disesuaikan volumenya) dan MOQ (Minimum Order Quantity) yang lebih terjangkau, PT Delta Atsiri Prima menjadi ujung tombak revolusi beauty entrepreneurship. Model ini memungkinkan founder brand dengan modal terbatas untuk tetap dapat meluncurkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar BPOM, tanpa terbebani volume produksi yang terlalu besar di awal.
“Kami bukan sekadar manufaktur. Kami ingin menjadi innovation partner bagi para founder lokal yang ingin masuk pasar dengan produk fungsional, aman, dan relevan dengan audiens Gen Z & milenial,” tambah Indri. Pernyataan ini menunjukkan bahwa PT Delta Atsiri Prima tidak hanya berperan sebagai produsen, tetapi juga sebagai konsultan dan pendukung bagi pertumbuhan brand lokal.
Permintaan produksi dari klien-klien lokal terus menunjukkan peningkatan signifikan. Melihat potensi ini, PT Delta Atsiri Prima kini mulai menjajaki peluang ekspor ke negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah. Menurut Indri, brand lokal Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global, khususnya dalam kategori natural skincare dan halal beauty, yang permintaannya terus meningkat di pasar internasional.
Untuk mengakomodasi lonjakan permintaan ini, PT Delta Atsiri Prima memproyeksikan ekspansi kapasitas produksi pada akhir 2025. Dengan basis produksi yang strategis di Klaten, Jawa Tengah, perusahaan ini menargetkan untuk memperluas layanan ke lebih banyak founder brand dan memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi skincare lokal terkemuka di Indonesia.
Langkah ini diharapkan dapat semakin mendorong pertumbuhan industri kecantikan Tanah Air dan membawa brand-brand lokal bersaing di panggung global.