Selain itu, investor juga memantau rilis data penting lainnya di kawasan, termasuk indeks harga produsen (PPI) Korea Selatan untuk April, angka penjualan ritel Selandia Baru pada Kuartal I 2025, data inflasi April Singapura, dan data produksi industri Taiwan. Data-data ini memberikan gambaran komprehensif mengenai kesehatan ekonomi di masing-masing negara, yang pada gilirannya memengaruhi sentimen pasar.
Proyeksi IHSG: Berpeluang Lanjutkan Penguatan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menunjukkan kinerja positif pada penutupan pekan lalu, Jumat (23/5), dengan kenaikan 0,66%. Kenaikan ini disertai dengan catatan net buy asing yang cukup signifikan, mencapai sekitar Rp514 miliar. Saham-saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing adalah BBRI (Bank Rakyat Indonesia), ANTM (Aneka Tambang), BBCA (Bank Central Asia), ASII (Astra International), dan TPIA (Chandra Asri Petrochemical). Ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap fundamental saham-saham blue chip dan prospek ekonomi Indonesia.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi melanjutkan kenaikannya. Sentimen positif dari melemahnya dolar AS, yang diakibatkan oleh kekhawatiran global terhadap ancaman tarif Trump ke Uni Eropa, dapat memberikan ruang bagi pasar domestik untuk menguat. Pelemahan dolar AS cenderung menguntungkan pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, karena mengurangi tekanan pada mata uang lokal dan impor.
Support IHSG: Level support kunci IHSG diperkirakan berada pada rentang 7150-7200.
Resist IHSG: Sementara itu, level resistance yang perlu diperhatikan berada di kisaran 7250-7270.
Investor disarankan untuk tetap mencermati perkembangan situasi geopolitik, khususnya terkait ancaman tarif Trump, serta rilis data-data ekonomi penting dari dalam dan luar negeri. Meskipun ada potensi penguatan, volatilitas pasar global tetap menjadi faktor yang harus diwaspadai.