Pelaku Usaha Mulai Siapkan Strategi untuk Rencana Impor Energi dari AS

Rabu, 28 Mei 2025 | 13:11 WIB
Pelaku Usaha Mulai Siapkan Strategi untuk Rencana Impor Energi dari AS
Sebanyak 189 kapal yang dioperasikan oleh PIS untuk distribusi energi nasional telah memanfaatkan biodiesel ini sebagai bahan bakar sejak Januari 2025.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah mulai menambah porsi impor energi dari Amerika Serikat (AS). Hal ini buntut dari meredam tarif resiprokal yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia.

Salah satu rencananya adalah melakukan impor gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Maka itu, pelaku usaha mulai menyiapkan strategi menghadapi rencana impor tersebut.

Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS), Eka Suhendra mengatakan, kekinian perseroan tinggal menunggu sinyal dari pemerintah dan holding Pertamina terkait rincian komoditas yang akan ditingkatkan volumenya dalam skema negosiasi tarif impor dengan AS.

"Untuk saat ini karena memang rencananya belum begitu kita terima dengan clear, sejujurnya belum. Tapi mungkin kalau memang itu menjadi dari garis atau rencananya si Pertamina Group kita dari sisi investment no problem, kita bisa switch dengan mudah," ujarnya saat ditemui di Indonesia Maritim Week (IMW) 2025 di Jakarta, yang ditulis Rabu (28/5/2025).

"Tapi memang belum ada sampai sekarang, kita akan menggunakan kapal yang beda plus mungkin ya kerjasama dengan yang bisa dalam waktu cepat ya," sambung Eka

Dia menuturkan, selama ini perseroan selalu bertugas untuk mengangkut impor energi dari AS, misalnya liquefied petroleum gas (LPG). Hal ini sudah dilakukan PIS rutin, di mana 11 kapal perseroan bolak-balik dari AS.

Namun demikian, Eka mengaku, perseroan memang belum memiliki armada khusus pengangkut LNG. Akan tetapi, pihaknya siap berinvestasi atau menjalin kemitraan apabila nantinya mendapat tugas untuk mendukung pengadaan LNG.

"Kami harus punya underlying transaction yang bisa membackup kita punya kapal baru misalnya. Nah ini nyari kontrak jangka panjangnya kan yang mana nih, kalau Pertamina dapet ya kita siapin," ucap Eka.

Dirinya menambahkan, kesiapan PIS juga bergantung pada kepastian kontrak jangka panjang dari impor LNG ke depannya.

Baca Juga: Subsidi Energi Berlanjut di 2026, Begini Skema Pemberiannya

"Jadi chicken and egg mana yang duluan. Kita nunggu tuh, kita tunggu nih sekarang. Tapi ada beberapa harapan ya. Mudah-mudahan bisa dapetnya bareng, chickennya dapet, egg-nya juga dapet. Kita aman kan maksudnya," beber dia.

Sebagai bagian integral dari PT Pertamina (Persero), Pertamina International Shipping (PIS) memegang peranan krusial dalam memastikan keamanan dan kelancaran distribusi energi di Indonesia.

Lebih dari sekadar perusahaan perkapalan, PIS adalah urat nadi yang menghubungkan sumber-sumber energi dengan konsumen di seluruh nusantara, sekaligus menjadi ujung tombak ekspansi bisnis Pertamina di kancah internasional.

Dengan armada kapal yang modern dan terus berkembang, PIS mengemban tanggung jawab besar dalam mengangkut minyak mentah, produk olahan, gas, dan petrokimia ke seluruh pelosok negeri.

Keandalan dan efisiensi operasional menjadi prioritas utama, mengingat kebutuhan energi yang terus meningkat dan vitalnya peran energi dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

PIS tidak hanya fokus pada pengangkutan domestik. Dengan visi menjadi perusahaan perkapalan terkemuka di Asia, PIS terus mengembangkan jangkauan bisnisnya ke pasar internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI