Suara.com - Di tengah gejolak dan ketidakpastian ekonomi nasional, pasar properti di Indonesia menunjukkan ketahanan yang menarik, terutama di segmen hunian mewah.
Meskipun banyak sektor terdampak perlambatan ekonomi, minat terhadap properti premium dengan harga miliaran rupiah tetap tinggi. Fenomena ini mengindikasikan bahwa kelompok masyarakat menengah ke atas masih aktif mencari hunian ideal, menjadi penopang kuat bagi industri properti di Tanah Air.
Salah satu pemain utama yang giat memanfaatkan momentum ini adalah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Perusahaan pengembang ini terus menggenjot penjualan properti mewah mereka, menargetkan segmen pasar yang memiliki daya beli tinggi dan mencari nilai tambah dari sebuah hunian. Strategi agresif PANI ini membuktikan keyakinan mereka terhadap potensi pasar properti premium yang tidak tergerus oleh fluktuasi ekonomi makro.
Dalam upaya memenuhi permintaan hunian mewah yang tak surut, PANI memperkenalkan salah satu produk andalan mereka bernama Cluster Okinawa, Pasir Putih Residences PIK2.
Properti ini ditawarkan dengan harga mulai dari Rp3 miliar per unit, sebuah investasi signifikan yang menunjukkan target pasar yang jelas. Menariknya, untuk memudahkan konsumen, PANI juga menyediakan promo cicilan ringan yang dimulai dari Rp26 juta per bulan.

Lucia Aditjakra, Sales dan Marketing Director PANI, menjelaskan bahwa konsep hunian di Cluster Okinawa mengutamakan estetika dan kenyamanan. "Setiap unit dirancang unik dengan fitur premium yang tentunya memberi pengalaman eksklusif bagi penghuninya," jelas Lucia di Jakarta, Sabtu (14/6/2025).
Desain rumah di Cluster Okinawa mengadopsi gaya Jepang yang tenang dan harmonis, menciptakan suasana sejuk dan rileks. Elemen-elemen seperti pintu geser shoji, taman pribadi bergaya zen, serta pencahayaan alami dan sirkulasi udara optimal terintegrasi sempurna dalam setiap unit. Interior minimalis yang elegan dipadukan dengan kolam renang pribadi di tepi danau, menjadikan setiap rumah sebagai oase pribadi dengan nuansa resor.
Cluster Okinawa sendiri merupakan bagian dari proyek seluas 16 hektare yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah. Penghuni dapat menikmati taman bonsai, gerbang tori, kolam koi, jalur jogging, bamboo grove, dan area bermain anak yang artistik. Daya tarik utama lainnya adalah danau buatan seluas 16,2 hektare dengan pasir putih alami, menambah nilai estetika dan rekreasi bagi penghuninya.

Cluster Okinawa menawarkan lima tipe unit dengan konfigurasi 3+1 dan 4+1 kamar tidur, memberikan pilihan yang fleksibel sesuai kebutuhan keluarga. Sebagai bagian dari peluncuran terbarunya, Okinawa juga menghadirkan Designer Series unit eksklusif yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap, termasuk Smart Home System dan kolam renang pribadi, menegaskan komitmen PANI dalam memberikan inovasi dan kenyamanan tingkat tinggi.
Baca Juga: Minat Properti Mewah di Tengah Besarnya Persaingan Pasar Menengah ke Bawah
Data dari konsultan properti terkemuka, Colliers Indonesia, menguatkan optimisme terhadap pasar properti. Sektor rumah tapak (landed houses) diproyeksikan masih sangat prospektif pada tahun 2025. Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, menegaskan bahwa rumah tapak merupakan salah satu kebutuhan primer yang akan terus berlanjut dan memiliki permintaan tinggi dari masyarakat.
"Sebenarnya yang paling tetap, yang paling utama itu memang masih rumah tapak atau landed houses, karena memang kebutuhannya riil makanya ada program 3 Juta Rumah dari pemerintahan sekarang karena memang ini salah satu kebutuhan primer yang memang akan continue dan tinggi. Jadi memang ada kebutuhan sana," ujar Ferry.
Meskipun demikian, Ferry juga menyoroti tantangan utama dalam sektor rumah tapak, yaitu daya beli dan kemudahan akses pembiayaan yang diberikan agar rumah tapak bisa terserap optimal. Ia menambahkan bahwa pasokan (supply) dapat diupayakan baik oleh pengembang maupun pemerintah.
"Mungkin kalau supply itu selama demand-nya itu pasti atau bisa ada sebenarnya supply itu bisa diupayakan baik dari pengembang ataupun mungkin dari pemerintah sendiri dengan mungkin mempekerjasamakan lahan-lahan yang memang belum produktif dengan pihak lain bisa itu investor dari lokal ataupun dari luar," jelasnya. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan pasokan yang memadai dan terjangkau.
Di luar sektor hunian, Ferry Salanto juga memprediksi bahwa properti di sektor pergudangan logistik dan ritel masih memiliki prospek cerah pada tahun ini. Ini sejalan dengan pertumbuhan e-commerce dan kebutuhan akan infrastruktur logistik yang efisien.
Namun, tidak semua sektor properti menunjukkan tanda-tanda positif. Sektor hotel diperkirakan akan menghadapi tantangan signifikan, terutama karena masih sangat bergantung pada pasar dari pemerintah, khususnya untuk kegiatan pertemuan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dua sektor lainnya yang masih membutuhkan waktu untuk pulih adalah hunian vertikal (apartemen) dan perkantoran komersial. Kedua sektor ini masih beradaptasi dengan perubahan gaya hidup dan pola kerja pascapandemi, sehingga membutuhkan strategi yang lebih adaptif untuk menarik minat pasar.