
"Kami tetap berpandangan bahwa konflik ini kemungkinan akan berlangsung singkat, karena eskalasi lebih lanjut berisiko melampaui kendali para pemangku kepentingan utama," kata Janiv Shah, Wakil Presiden Pasar Komoditas di Rystad.
Lebih lanjut, Shah menyebutkan bahwa pemerintahan Trump juga memiliki kepentingan untuk menjaga harga energi tetap stabil di kisaran USD 50 per barel, sehingga dapat mendorong pendekatan diplomatik guna menahan eskalasi.
Namun, Helima Croft memperingatkan bahwa risiko konflik berkepanjangan masih ada. "Israel tampaknya bersiap menghadapi konflik yang lebih panjang," ujarnya.
"Konflik yang berlarut-larut menimbulkan kemungkinan bahwa fasilitas dan infrastruktur ekspor minyak di wilayah tersebut dapat menjadi sasaran," imbuhnya.