Suara.com - Di tengah gempuran berbagai tren kuliner modern, siapa sangka nasi goreng, makanan khas Indonesia yang sederhana, justru tetap bertahan dan bahkan berkembang pesat. Salah satu kunci keberhasilan ini adalah kemampuan pelaku usaha nasi goreng legendaris untuk beradaptasi dengan era digital.
Dari tenda kaki lima di pinggir jalan hingga platform digital yang menjangkau ribuan pelanggan, transformasi ini tidak terjadi dalam semalam. Namun, semangat inovasi dan keteguhan mempertahankan cita rasa otentik menjadi modal utama yang membawa mereka pada kesuksesan.
Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih: Dari Pinggir Jalan ke Layar Smartphone
Salah satu contoh nyata adalah usaha Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, yang sudah berdiri sejak tahun 1958 di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Awalnya, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih ini hanya menggunakan tenda kaki lima. Di tangan Bu Nenny Nein, generasi kedua dari keluarga pelopor, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih telah memiliki sembilan cabang dan bahkan menerima pesanan melalui aplikasi layanan antar makanan.
"Sebagai generasi kedua dari brand legendaris sejak 1958, kami ingin membawa Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih ke ranah online, dan GoFood terbukti jadi mitra yang tepat," tutur Nenny Nein, Pemilik Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih Sejak 1958, ketika ditemui usai menerima penghargaan di acara Mitra Juara Gojek dan GoPay di Indonesia Arena, Jakarta pada Sabtu, (14/6/2025) lalu.
Dia mengungkapkan, pertama kali bergabung dengan GoFood pada tahun 2017. Dengan bergabung di platform digital serta memanfaatkan media sosial untuk promosi, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih tumbuh semakin pesat. Keberadaan ulasan pelanggan, fitur pencarian, dan kemudahan pembayaran digital semakin memperluas jangkauan bisnis ini.
Menariknya, tak hanya sekadar menjadi penyedia layanan pesan antar secara daring, GoFood memberikan insight dan data akurat yang sangat membantunya dalam mengambil keputusan bisnis, termasuk saat membuka cabang NasgorKam Bon Sir Express.
Cita Rasa Tetap, Cara Jualan Berubah
Kunci kesuksesan mereka adalah keseimbangan antara mempertahankan cita rasa tradisional dan berani mencoba strategi modern. Resep yang digunakan tetap sama seperti puluhan tahun lalu: nasi yang digoreng dengan bumbu rempah melimpah seperti kapulaga, kunyit, sereh, lada dan jenis bumbu lainnya serta diberikan potongan daging kambing yang banyak dan bertekstur empuk, semuanya dimasak dengan api besar untuk menghasilkan aroma khas nasi goreng kaki lima.
Baca Juga: Ada Potensi Bahaya Jika Danantara Borong Saham GoTo
Namun dari sisi penjualan dan promosi, mereka tidak ragu memanfaatkan kekuatan internet. Foto-foto makanan yang menggoda diposting secara rutin di media sosial seperti TikTok. Strategi ini terbukti menarik minat pelanggan generasi muda yang gemar mencari pengalaman kuliner unik melalui media sosial.
Nasi goreng, yang dulu hanya bisa dinikmati di pinggir jalan, kini hadir dalam genggaman tangan lewat aplikasi. Sebuah bukti bahwa cita rasa tradisional bisa tetap relevan, bahkan bersinar lebih terang, di era digital.
Raih Penghargaan
Berkat Ketekunannya dalam mempertahankan cita rasa yang dibarengi dengan adaptasi digital, nasi goreng Kambing Kebon Sirihracikan Haji Nein ini menerima penghargaan dari Gojek. Dia pun mengaku bangga dan terharu, sebab usaha nasi goreng yang dirintis oleh keluarganya dari sebuah tenda sederhana, kini bisa mewakili ribuan UMKM kuliner Indonesia yang terus berjuang memberikan kualitas layanan dan rasa yang terbaik untuk pelanggan.
“Terima kasih untuk Gojek atas apresiasi sebagai Mitra Juara-nya. Semoga kami bisa terus menyajikan yang terbaik untuk seluruh pelanggan GoFood!" ucap Nenny.
Sebagai informasi, penghargaan Mitra Juara Gojek dan GoPay adalah penghargaan yang diberikan oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk para mitra terbaiknya. Memasuki tahun keenam, kali ini sebanyak lebih dari 40.000 mitra pengemudi Gojek serta mitra usaha GoFood dan GoPay dari seluruh Indonesia menerima penghargaan. ***