IWIP Catatkan Nilai Kerjasama UMKM Tembus Rp3,5 Triliun

Jum'at, 20 Juni 2025 | 23:59 WIB
IWIP Catatkan Nilai Kerjasama UMKM Tembus Rp3,5 Triliun
Ilustrasi UMKM melek digital.

Suara.com - PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) mengambil langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), di Maluku Utara. 

Sejak 2021, IWIP telah menjalin kemitraan dengan berbagai UMKM di sejumlah sektor, antara lain pengadaan bahan makanan, pakaian kerja dan peralatan kerja, bahan bakar minyak (BBM), gas industri, jasa perawatan dan perbaikan, pengolahan kayu, jasa transportasi dan akomodasi, serta distribusi obat-obatan. 

Hingga awal 2025, nilai total kerja sama ini telah mencapai Rp3,5 triliun. Langkah ini sejalan dengan Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kemitraan di Bidang Penanaman Modal Antara Usaha Besar dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Daerah.

General Manager External Relations IWIP, Yudhi Santoso, menyampaikan bahwa keterlibatan UMKM dalam rantai pasok memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi masyarakat, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan penguatan kemandirian ekonomi lokal. 

“UMKM menjadi pendongkrak perekonomian. Karena itu, IWIP hadir dan aktif mendukung pertumbuhan UMKM, baik di Kawasan Industri Weda Bay hingga Maluku Utara. Kami juga mengoptimalkan peran UMKM melalui penyediaan kawasan khusus, membuka peluang perdagangan yang lebih luas,” ujarnya, Jumat (20/6/2025).

IWIP juga menjalin kemitraan di sektor lingkungan dan budaya dengan berkolaborasi bersama kelompok masyarakat Mangrove Lestari di Desa Kobe, Kecamatan Weda Tengah. Kemitraan berupa program rehabilitasi ekosistem mangrove ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan lingkungan pesisir, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru melalui pengolahan hasil mangrove, pengembangan wisata edukatif, serta ekowisata berbasis komunitas.

Salah satu tenant di IWIP, Weda Bay Nickel (WBN) juga turut memberi dukungan terhadap pelestarian budaya lewat kerja sama dengan sanggar budaya Faisa untuk pelestarian alat musik tradisional Bambu Tada. Inisiatif ini membuka ruang bagi UMKM seni dan budaya untuk berkembang melalui kegiatan kreatif berbasis warisan lokal.

IWIP merupakan merupakan kawasan industri pertama terintegrasi di Indonesia yang memang diperuntukkan untuk memfasilitasi proses pengolahan mineral dan produksi komponen baterai kendaraan listrik.

Kawasan industri terpadu pengolahan logam berat ini merupakan salah satu dari Proyek Prioritas Nasional yang masuk dalam RPJMN 2020-2024 serta ditetapkan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). 

Baca Juga: Mandiri Jogja Marathon 2025: Antusias Peserta dan Keseruan Racepack Menyatukan Komunitas Pelari

IWIP diklaim bakal menjadi kawasan industri terpadu pertama di dunia yang mengolah sumber daya mineral dari mulut tambang menjadi produk akhir berupa besi baja dan baterai dan kendaraan listrik.

Selain memfasilitasi kegiatan pemurnian logam, kawasan industri ini juga bertujuan menarik berbagai kalangan investor untuk membangun fasilitas pengolahan industri hilir, meliputi nickel sulfate (NiS)4), NCM/NCA, Precursor, sampai menghasilkan produk akhir berupa Li-ion baterai untuk kendaraan listrik.

Disisi lain IWIP tengah merencanakan pengembangan investasi baru senilai US$8 miliar yang akan difokuskan pada tiga sektor strategis nasional, yakni industri baterai kendaraan listrik dan hilirisasi nikel, energi hijau, serta pembangunan smelter aluminium elektrolitik.

Direktur PT IWIP Scott Ye mengatakan, IWIP terus mendukung hilirisasi ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menjadikan hilirisasi sebagai prioritas strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Sejalan dengan pengembangan kawasan industri terintegrasi dari hulu hingga hilir, investasi terus mengalir.

"Hingga awal 2025, total investasi yang tercatat mencapai US$15 miliar atau sekitar Rp240 triliun, menjadi penggerak pengembangan rantai hilirisasi nikel dan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia," katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI