Emiten Gas Industri SBMA Bidik Cuan Bisnis di Kaltim, Sasar Tambang Hingga Galangan Kapal

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 07 Juli 2025 | 11:09 WIB
Emiten Gas Industri SBMA Bidik Cuan Bisnis di Kaltim, Sasar Tambang Hingga Galangan Kapal
Ilustrasi Truk Milik SBMA angkut Gas Industri. [Instagram].

Suara.com - Emiten gas industri, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), membidik peluang bisnis di Kalimantan Timur (Kaltim). Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang mencapai 4,08 persen pada Kuartal-I 2025 menjadi katalis positif bagi strategi ekspansi perusahaan di kawasan tersebut.

SBMA menilai dominasi sektor pertambangan yang menyumbang lebih dari 35 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim sebagai pintu masuk untuk memperluas pasar gas industrinya.

Direktur Operasional SBMA, Julianto Setyoadji, mengatakan perusahaan telah memperkuat posisinya di sektor pertambangan Kalimantan Tengah melalui kontrak layanan gas industri yang diperpanjang untuk tiga bulan pertama tahun ini, dengan nilai hampir Rp 1 miliar.

"Kepercayaan pelanggan terus meningkat seiring kualitas layanan dan aplikasi gas kami yang unggul," ujar Julianto seperti dilansir dari keterbukaan informasi, Senin (7/7/2025).

Peresmian penambahan unit air separation plant (ASP)/dok SBMA
Peresmian penambahan unit air separation plant (ASP)/dok SBMA

Tak hanya menyasar tambang, SBMA juga melirik sektor medis di Kalimantan Selatan yang menurut perusahaan menunjukkan respons sangat positif.

Julianto menyebut kebutuhan gas medis di wilayah tersebut diperkirakan mencapai 100 ton per bulan, dan SBMA menggarapnya dengan serius sebagai pasar strategis.

"Kebutuhan gas medis di wilayah ini diperkirakan mencapai 100 ton per bulan. Ini menjadi pasar strategis yang kami garap secara serius," imbuh dia.

SBMA juga membidik sektor industri kimia, seperti pabrik pupuk dan kertas, yang mencatatkan nilai penjualan rata-rata lebih dari Rp100 juta per bulan. Selain itu, permintaan gas oksigen dari sektor galangan kapal (shipyard) di Kalimantan Timur turut naik hingga 10 persen, mencerminkan potensi pertumbuhan pasar yang signifikan di berbagai segmen industri.

Dalam memperluas jaringan bisnisnya, SBMA sedang menjajaki kerja sama strategis dengan beberapa perusahaan besar di sektor energi dan pertambangan, seperti Petrosea dan Adaro.

Baca Juga: Emiten Farmasi RI Putar Otak Kurangi Bahan Baku Impor

Tak ketinggalan, sektor migas juga masuk dalam radar ekspansi SBMA melalui pendekatan berbasis layanan unggulan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.

"Faktor geopolitik tentu menjadi pertimbangan, namun pendekatan berbasis service excellence menjadi kunci kemajuan kami," imbuh Julianto.

Untuk jangka panjang, SBMA menargetkan peningkatan profitabilitas hingga lebih dari 15 persen terhadap total penjualan pada tahun 2026. Target tersebut didukung oleh strategi diversifikasi bisnis yang mencakup pemanfaatan limbah produksi menjadi produk ramah lingkungan seperti paving block, sebagai bentuk efisiensi operasional sekaligus kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI