Suara.com - Pengamat Pasar Modal William Hartanto memandang penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sangat ditunggu-tunggu para investor.
Menurutnya, spekulasi pasar terhadap IPO emiten bursa kripto ini dan infrastruktur industri ini juga tinggi.
William memproyeksikan, harga sama COIN bisa alami lonjakan, setelah berlangsung IPO.
"Potensi naik besar, karena spekulasi pasar tinggi terhadap IPO kedua saham ini," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Selasa (8/7/2025)
![PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) berenanca IPO pada Rabu, 9 Juli 2025. [Dokumentasi COIN].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/07/50396-indokripto-koin-semesta-coin.jpg)
William menambahkan, tingginya minat investor karena perusahaan memiliki sosok yang kuat dibelakangnya.
Seperti, COIN yang merupakan bursa aset kripto di Indonesia, serta CDIA yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu.
"2 IPO yang fenomenal, yang satu exchange kripto, yang saty milik konglomerat," ucap dia.
Oversubcribe
Dalam penawaran umum saham COIN yang berlangsung pada 2-7 Juli 2025, tercatat animo yang tinggi dari investor. Tak tanggung-tanggung, IPO COIN dilaporkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga lebih dari 70 kali.
Baca Juga: Modal Asing Kabur, Pasar Saham Terkoreksi: OJK Ungkap Tekanan Geopolitik dan Buyback Emiten
Fenomena ini didukung oleh partisipasi lebih dari 100.000 calon investor yang berebut untuk mendapatkan saham perusahaan pionir ini.
Sementara, CDIA juga mencatatkan oversubcribe dalam penawaran umum saham perdana yang juga berlangsung 2-7 Juli 2025.
Tercatat, minat investor yang tinggi itu membuat oversubcribe lebih dari 400 kali dengan dana yang mencapai Rp 30 triliun. Dana itu melonjak tinggi dibandingkan target CDIA dari IPO yang hanya Rp 2,37 triliun
Adapun, kedua emiten tersebut akan resmi sahamnya diperdagangkan mulai Besok, 9 Juli 2025.
Dalam IPO itu, COIN menawarkan 2,2 miliar lembar saham di harga Rp 100 per saham dengan dana yang dikoleksi mencapai Rp 220,58 miliar. Sedangkan, Emiten energi melepas 12,48 miliar saham baru dan berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp2,37 triliun dari aksi korporasi tersebut.