Suara.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), yang juga dikenal sebagai Indonesia Eximbank, mencatat telah berhasil menyalurkan pembiayaan dalam jumlah signifikan melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE). Hingga akhir Juni 2025, total pembiayaan yang telah disalurkan mencapai lebih dari Rp 26 triliun. Dana tersebut dimanfaatkan untuk mendukung berbagai komoditas unggulan Indonesia agar mampu menembus pasar global dengan cakupan lebih dari 90 negara tujuan ekspor.
Dari keseluruhan akumulasi penyaluran dana PKE tersebut, LPEI melaporkan bahwa kontribusinya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian nasional, khususnya melalui penciptaan devisa negara yang tercatat mencapai angka Rp66,3 triliun.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U Norhadi mengungkapkan, dana yang disalurkan melalui PKE tersebut telah dimanfaatkan untuk mendukung beragam sektor industri strategis nasional. Produk-produk yang difasilitasi pembiayaannya meliputi berbagai komoditas dan hasil produksi dalam negeri, mulai dari pesawat terbang, rangkaian kereta api, vaksin, alat kesehatan, furnitur, makanan olahan, hingga produk-produk kimia, yang semuanya memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional.
“Total nilai penyaluran pembiayaan melalui program ini telah melampaui Rp 26 triliun dan berhasil menembus lebih dari 90 negara tujuan ekspor. Selain itu, dampaknya terhadap perekonomian juga signifikan, dengan devisa negara yang berhasil diciptakan mencapai lebih dari Rp 66 triliun,” ujar Maqin dalam acara Media Briefing yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Kamis (10/7/2025).

Tak hanya fokus pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan sejumlah negara di kawasan Eropa Barat, melalui PKE, LPEI juga aktif memperluas penetrasi pasar ekspor Indonesia ke negara-negara non-tradisional. Beberapa wilayah yang kini menjadi sasaran ekspansi antara lain Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, hingga Eropa Timur, yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan dan peluang pasar yang besar bagi produk Indonesia.
Selain mendukung sektor ekspor, LPEI juga berperan aktif dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata nasional, sejalan dengan program pemerintah untuk membangun dan mengembangkan kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di lima wilayah yang memiliki potensi wisata berkelas dunia. Salah satu bentuk dukungan tersebut diwujudkan melalui Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) untuk kawasan pariwisata unggulan Labuan Bajo.
Program PKE DPSP Labuan Bajo merupakan hasil kolaborasi dengan perbankan nasional dalam bentuk sindikasi melalui skema Blended Financing. Skema pembiayaan inovatif ini memungkinkan dana PKE digunakan secara sinergis bersama pembiayaan perbankan, dengan total alokasi dana yang telah disalurkan mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
Hasil kajian yang dilakukan oleh InterCAFE Institut Pertanian Bogor (IPB) mengenai pengukuran dampak pembangunan dari program PKE DPSP di Labuan Bajo menunjukkan hasil yang menggembirakan. Program tersebut telah memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi nasional. Di antaranya, tercatat peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 437,3 miliar, penyerapan tenaga kerja yang mencapai 6.536 orang, serta peningkatan pendapatan rumah tangga di kawasan tersebut hingga Rp 1,48 triliun. ***
Baca Juga: Sah! Prabowo Tunjuk Petinggi TNI Jadi Bos Bea Cukai