Suara.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dijadwalkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (4/7/2025).
Agenda utamanya, seperti yang terungkap dalam keterbukaan informasi, adalah pergantian jajaran pengurus perseroan.
Langkah ini sontak menjadi sorotan utama di pasar modal, bukan karena agenda pergantian itu sendiri, melainkan karena waktunya yang sangat berdekatan dengan perombakan masif sebelumnya.
Sebagai pengingat, Bank Mandiri baru saja melakukan restrukturisasi besar-besaran pada jajaran direksi dan komisarisnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Maret 2025.
Keputusan menggelar RUPSLB dengan agenda serupa hanya dalam rentang waktu sekitar tiga bulan memunculkan pertanyaan besar mengenai dinamika internal dan arah strategis bank pelat merah ini.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), mekanisme pergantian ini ditegaskan berada di bawah kendali pemegang saham pengendali.
"Berdasarkan Pasal 11 ayat (10) dan Pasal 14 ayat (12) Anggaran Dasar Perseroan, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dimana dalam RUPS tersebut dihadiri dan keputusannya harus disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna," tulis Bank Mandiri dalam keterbukaan informasi.
Pada RUPS Tahunan Maret lalu, perombakan terjadi secara signifikan di bank pelat merah tersebut.
Saat itu, Wakil Direktur Utama Alexandra Askandar digantikan oleh Riduan.
Baca Juga: Kode Swift Bank Mandiri Terbaru 2025 untuk Transaksi Lintas Negara
Selain itu, dua bankir senior, Rohan Hafas dan Agus Dwi Handaya, ditugaskan menjadi pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), sementara Darmawan Junaidi kokoh di posisinya sebagai direktur utama.
Perombakan tersebut juga melibatkan masuknya talenta dari bank BUMN lain, seperti Novita Widya Anggraini dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Ari Rizaldi dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Secara rinci, RUPS 25 Maret 2025 memberhentikan 8 komisaris dan mengangkat 4 komisaris baru, merampingkan dewan dari 10 menjadi 6 orang.
Sementara di jajaran direksi, dari 12 posisi, 6 anggota diberhentikan dan 6 direktur baru diangkat.