57,6 Ton Kopi Subang Tembus Pasar Tiongkok

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 04 Agustus 2025 | 14:18 WIB
57,6 Ton Kopi Subang Tembus Pasar Tiongkok
Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB) sebagai mitra Pengelola Gudang dalam mendorong ekspor kopi petani lokal.

Suara.com - PT Kliring Berjangka Indonesia (“PT KBI”), sebagai satu-satunya Pusat Registrasi Resi Gudang di Indonesia, menyambut positif keberhasilan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB) sebagai mitra Pengelola Gudang dalam mendorong ekspor kopi petani lokal.

Pelepasan ekspor 57,6 ton kopi robusta ke Tiongkok hari ini dari Gudang Resi Gudang (“RG”) Subang menjadi bukti nyata pemanfaatan Sistem Resi Gudang (“SRG”) sebagai instrumen strategis untuk akses pembiayaan, penjaminan mutu, dan peningkatan daya saing ekspor.

Kehadiran Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita, Kepala Bappebti Tirta Karma Senjaya, Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT KBI Saidu Solihin, serta Ketua KPGLB Miftahudin Shaf dalam acara ini menegaskan sinergi multipihak dalam memperkuat ekosistem perdagangan komoditas Indonesia.

KPGLB mencatat lonjakan signifikan dalam volume ekspor berkat optimalisasi SRG. Dari semula berkisar belasan kontainer per tahun, kini KPGLB mampu mengekspor puluhan kontainer per bulan.

Pencapaian ini sejalan dengan data penerbitan RG PT KBI yang melonjak 211% secara yoy pada tahun 2024, dengan peningkatan berat komoditas tersertifikasi lebih dari 10.000 ton. Hal ini membuktikan SRG bukan sekadar solusi penyimpanan, melainkan tulang punggung transformasi daya saing ekspor Indonesia.

"SRG adalah jawaban strategis Indonesia terhadap kebutuhan pasar global akan mitra dagang andal. Sistem ini menjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pasokan—faktor kunci yang mendorong surplus perdagangan kita. Ekspor kopi hari ini membuktikan SRG mampu memperluas pasar global komoditas lokal, sekaligus merefleksikan pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia sebesar 9,68% (yoy) pada Mei 2025.” kata Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri.

Kepala Bappebti, Tirta Karma Senjaya pun mengatakan bahwa optimalisasi SRG di Subang patut menjadi model nasional. Transaksi SRG Indonesia tumbuh rata-rata 112% per tahun (2020-2024), dan hingga Juli 2025 telah mencapai Rp583,84 miliar.

Kolaborasi dengan PT KBI sebagai Pusat Registrasi memperkuat integritas sistem, dari uji mutu komoditas hingga penerbitan resi yang diakui lembaga pembiayaan.

KPGLB telah menjadikan SRG sebagai tulang punggung kerja sama ekspor dengan pasar di Mesir, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Lebanon, Vietnam, dan Tiongkok.

Baca Juga: Menagih Janji 19 Juta Lapangan Kerja, Tangis Ibu Penjual Kopi Keliling: Tolong Jangan Dipersulit

Keunggulan kompetitif SRG terletak pada kuantitas terukur dan kontinuitas pasokan yang memenuhi standar permintaan global, uji mutu sebelum penyimpanan memastikan komoditas tersertifikasi sebagai "jaminan kepercayaan" bagi importir, dan akses pembiayaan dari 7 lembaga Perbankan Nasional dan Daerah, serta PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (“PT KPBI”) yang merupakan anak usaha dari PT KBI.

"Sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, PT KBI sangat mengapresiasi KPGLB yang berhasil mengangkat produk petani lokal ke pasar global melalui SRG. Penerbitan resi yang naik 211% tahun lalu menunjukkan kepercayaan pelaku usaha terhadap sistem ini. SRG telah membuktikan diri sebagai instrumen multifungsi: jaminan mutu, akses pembiayaan, dan katalis ekspor." kata Saidu Solihin, Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT KBI.

PT KBI berkomitmen memperluas dampak SRG melalui sosialisasi manfaat SRG kepada petani, penguatan Ekosistem Komoditas Indonesia dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah, pengelola gudang, pelaku usaha dan lembaga pembiayaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI