Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras murah masih sedikit. Hal ini yang membuat harga beras di pasaran masih tinggi.
Maka dari itu, Zulhas meminta Perum Bulog untuk segera menggelontorkan beras murah ke pasar ritel maupun tradisional.
Berdasarkan data panel harga Bapanas, harga beras jenis premium sebesar Rp 15.500 per kg atau masih tinggi dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 14.900 per kg. Sedangkan, harga beras medium juga masih diatas HET sebesar Rp 13.925 per kg, di mana HET sebesar Rp 12.500 per kg.
![Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. [Suara.com/Achmad Fauzi].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/15/63312-zulhas-menko-pangan.jpg)
"Kita meminta agar Bulog mempercepat operasi pasarnya, yang SPHP. Sudah diputuskan kan 1,3 juta ton, memang bertahap , sekarang sudah 2.500 ton. Kalau 2.500 masih sedikit sampai kita menunggu panen gadu," ujarnya di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Zulhas menuturkan, penyaluran beras murah ini harus dipercepat, karena pada September mulai masuk panen gadu atau musim taman kedua. Pada masa panen itu, biasanya produksi beras jeblok.
Sehingga, produksi beras juga mengalami penurunan. Jika pasokan turun maka harga akan terus meningkat. Oleh karena itu, penyaluran beras murah sangat penting.
Zulhas yang Ketua Umum PAN ini, meminta juga beras murah juga jangan di operasi pasar saja. Akan tetapi, pedagang pasar tradisional juga mendapatkan pasokan beras murah itu.
"Masuk ke pasar, karena pasar yang instrument yang sudah terbiasa tata niaga beras. Jadi pasar itu harus menjadi tempat untuk penyaluran SPHP itu," jelasnya.
Zulhas juga meminta, penyaluran beras murah setidaknya bisa mencapai Rp 10.000 ton dalam satu hari. Dengan begitu, dalam satu bulan bisa menyalurkan 300.000 ton beras murah," pungkasnya.
Baca Juga: Kapan Harga Beras Turun? Pemerintah Gelar Operasi Pasar Besar-besaran Hingga Desember 2025