Kisah Pecel Ndoweh: UMKM Kota Batu yang Naik Kelas Berkat Pemberdayaan dari BRI

Selasa, 02 September 2025 | 15:03 WIB
Kisah Pecel Ndoweh: UMKM Kota Batu yang Naik Kelas Berkat Pemberdayaan dari BRI
Dwi Rinawati, Owner Pecel Ndoweh yang merintis bisnis kuliner sejak pandemi Covid-19 dan memperoleh akses pendanaan usaha Ultra Mikro (UMi) dari BRI (Dok: BRI)

Suara.com - Jika sedang pelesiran ke Kota Batu Jawa Timur, Pecel Ndoweh menjadi salah satu menu kuliner favorit di kota tersebut. Pengunjung dapat menikmati nasi pecel dengan kelezatan bumbu kacang, berikut aneka hidangan penyerta yang memanjakan lidah.

Dwi Rinawati (53), Owner Pecel Ndoweh mengaku mendapatkan pengalaman membuat bumbu pecel dari kakek dan neneknya yang juga seorang pemilik warung di kampung halamannya di Madiun. Pengalaman itu pun kemudian sengaja dibawa ke Kota Batu dengan mendirikan warung pecel rumahan yang awalnya ala kadarnya.

"Awalnya ya di depan sini pakai meja, sama juga jualan untuk latihan sepak bola di lapangan. Kan anak saya itu melatih, sekalian kita bawa jualan di mobil," ungkap Dwi Rinawati di warungnya, Pecel Ndoweh yang berlokasi di Desa Binangun, Kec. Bumiaji, Kota Batu Malang.

Pecel Ndoweh disajikan dengan sebuah piring bambu khusus dilapisi daun pisang. Paket sajian seharga Rp8 ribu dilengkapi topping peyek, acar, mendoan, orek tempe, dan serundeng. Namun pengunjung bisa minta tambahan lauk seperti telor dadar, ayam, dan sarang tawon dengan tambah harga.

"Banyak orang yang suka dan diterima masyarakat sini," tegasnya.

Sambel Pecel Ndoweh, turunan dari bisnis nasi pecel Dwi Rinawati yang memperoleh pendanaan usaha Ultra Mikro (UMi) dari BRI (Dok: BRI)
Sambel Pecel Ndoweh, turunan dari bisnis nasi pecel Dwi Rinawati yang memperoleh pendanaan usaha Ultra Mikro (UMi) dari BRI (Dok: BRI)

Usaha warung nasi pecel itu dirintis Dwi Rinawati dan keluarga pada awal 2021, saat Pandemi Covid-19. Kala itu, anak dan menantunya yang bergantung pada bisnis pariwisata dirumahkan dan harus mencari alternatif jalan usaha lain. Dunia pariwisata sepi dan tidak dapat diharapkan sebagai sumber penghidupan bagi keluarga lagi. Sementara usaha terus berjalan, apalagi ia hidup bersama dua orang anak dan dua cucu.

Keadaan itu yang membuat Rinawati dan keluarga menemukan ide untuk membuat warung pecel di meja depan rumah dengan modal yang tidak banyak. Warung yang tanpa papan nama itu memanfaatkan emperan rumah yang ditata dengan apik.

Seiring waktu pesanan terus berdatangan, sebungkus dua bungkus diantar ke rumah-rumah pemesan, termasuk melayani masyarakat yang menjalani karantina. Bersamaan juga membuat sambel pecel yang dijual secara terpisah dan dititipkan ke beberapa warung di sekitar.

Sekali waktu, putri dari Rinawati mendapatkan informasi dari seorang temannya yang bekerja di Dinas Perdagangan (Disperindag) Kota Batu mengenai adanya bantuan usaha. Anaknya pun mencoba mengajukan permohonan modal usaha dan Namanya pun masuk dalam daftar penerima bantuan dari BRI.

Baca Juga: Dari BRI Singapore Branch ke Kantor Pusat, Dhanny Kini Jabat Corporate Secretary BRI

“Bantuan senilai Rp2,4 juta itu kemudian direalisasikan dalam bentuk mesin penggilingan bumbu pecel, sesuai dengan peruntukannya untuk mendukung usaha kuliner. Dengan adanya mesin tersebut, produksi sambel pecel milik Rinawati meningkat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan warung sekaligus permintaan dari luar,” imbuhnya.

Rinawati mengungkapkan bahwa produksi sambel pecel semakin meningkat seiring dengan bertambahnya pesanan. Ia bahkan pernah mengirimkan produknya hingga ke Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Selain mendapatkan bantuan peralatan usaha, ia juga mendapatkan akses pendanaan usaha Ultra Mikro (UMi) dari BRI untuk mengembangkan usahanya.

Rinawati mengaku bahwa ia merasakan banyak manfaat dari program pinjaman BRI dan hingga saat ini tetap menjadi nasabah aktif. Usahanya pun terus berkembang hingga ia mampu membangun warung yang lebih permanen dan kini menjadi salah satu tempat makan yang direkomendasikan oleh masyarakat Kota Batu.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Mikro BRI Akhmad Purwakajaya, mengungkapkan bahwa kisah dari Dwi Rinawati ini adalah contoh nyata komitmen BRI untuk terus mendukung pelaku usaha ultra mikro melalui pendampingan dan pemberdayaan usaha dimana pemberdayaan itu tidak hanya didukung pendanaan semata namun juga dilakukan melalui pendampingan dan pemberdayaan usaha.

“Kisah usaha ini menjadi contoh bahwa pemberdayaan oleh BRI itu ternyata tidak cukup dikasih pinjaman/kredit saja. Yang paling penting, dua hal yaitu dikasih kredit dan diberikan pemberdayaan untuk terus berkembang. Semoga bisa menjadi kisah inspiratif yang dapat ditiru oleh pelaku usaha lainnya,” ungkapnya.***

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?