- Laba Bank Mandiri mencapai Rp 24,5 triliun di Semester I 2025.
- Laba Bank Mandiri turun 7,9 persen dari tahun lalu.
- Total aset Bank Mandiri naik 11,4 persen.
Suara.com - Bank Mandiri meraup laba bersih Rp 24,5 triliun di Semester I 2025, atau turun sekitar 7,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 26,55 triliun.
Hasil ini, menurut Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini dalam paparan secara virtual, Jumat (19/9/2025), masih merupakan capaian yang membanggakan bagi salah satu Bank Himbara tersebut.
"Pencapaian ini mencerminkan optimisme perseroan, sekaligus menegaskan komitmen untuk mengakselerasi transformasi, memperkuat ekosistem sektor produktif yang berorientasikan ekspor, serta memperluas dukungan pada sektor ritel dan UMKM," kata Novita.
Sementara itu Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil membukukan total aset senilai Rp 2.514,68 triliun, naik 11,4 persen year on year (yoy) pada kuartal II 2025.
Hal ini ditopang oleh penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri yang mencapai Rp 1.701 triliun, meningkat 11 persen yoy. Pertumbuhan ini, melampaui rata-rata industri perbankan sebesar 7,03% yoy pada periode Juni 2025 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Pertumbuhan kredit yang kami capai menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis. Akselerasi kredit difokuskan untuk memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Oleh sebab itu, kami akan terus menjaga pertumbuhan kredit Bank Mandiri di atas rata-rata industri,” bebernya.
Penyaluran kredit Bank Mandiri menjangkau beberapa sektor prospektif antara lain, sektor konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya. Hal ini lanjut Novita menegaskan bahwa upaya Bank Mandiri dalam menghadirkan akses pembiayaan yang relevan sesuai potensi ekonomi daerah.
“Sinergi dengan pelaku usaha di berbagai sektor berhasil membawa pertumbuhan kredit berjalan lebih inklusif. Ekosistem sektor produktif yang berorientasikan ekspor memperkuat pembiayaan pada segmen bisnis industri dan menjadi landasan bagi UMKM serta ritel untuk terus berkembang,” jelas Novita.
Lewat optimalisasi sinergi tersebut, segmen UMKM turut mencatatkan peningkatan signifikan dengan pertumbuhan kredit mikro produktif sebesar 12,6% secara tahunan pada akhir Kuartal II 2025. Realisasi tersebut, memperkuat peran bank berkode emiten BMRI ini, dalam mengoptimalkan ekonomi kerakyatan serta mendorong penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah.
“Kami menjaga agar pertumbuhan aset tetap berkualitas, dengan fokus pada pembiayaan sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam mendukung produktivitas nasional dan penyerapan tenaga kerja,” tambah Novita.
Baca Juga: Dirut Bank Mandiri Dicopot, Anak Buah Sri Mulyani Bertahan di Jajaran Komisaris
Terbukti, kinerja keuangan Bank Mandiri tetap diiringi dengan prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) Gross Bank Mandiri terjaga di level 1,08% secara bank only, lebih baik dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,22% bila merujuk data OJK di periode Juni 2025.
Selain itu, rasio pencadangan atau NPL Coverage Ratio Bank Mandiri mencapai 273%, mencerminkan ketahanan finansial yang solid dalam mengantisipasi risiko.
“Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” tegas Novita.