- Harga emas dunia akna melambung tinggi dikarenakan isu politik hingga gejolak ekonomi di dunia memengaruhi komoditas emas.
- Harga emas dunia di pasar internasional terbentuk berdasarkan analisa fundamental maupun analis teknikal.
- Pelaku pasar mencermati juga mengenai Stephen Miran yang baru diangkat adalah satu-satunya yang tidak setuju.
Suara.com - Harga emas dunia diperkirakan akan melambung tinggi pada perdagangan esok hari. Hal ini dikarenakan isu politik hingga gejolak ekonomi di dunia memengaruhi komoditas emas.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan perdagangan harga emas dunia diperkirakan bergerak di kisaran support 3.668,90 dolar AS per troy ounce hingga resistance 3.696,70 dolar AS.
"Sedangkan untuk perdagangan besok harga emas dunia akan bergerak di kisaran support 3,668.90 dolar AS hingga resistance 3,696.70 dolar AS," katanya saat dihubungi Suara.com, Minggu (21/9/2025).
Menurut dia, harga emas dunia di pasar internasional terbentuk berdasarkan analisa fundamental maupun analis teknikal.
Selain itu juga dipengaruhi permintaan dan penawaran terhadap emas batangan di dunia yang bisa dijual mencapai Rp2.180.000 juta per gram.
"Namun dalam semester kedua 2025, saya optimis harga emas dunia bisa mencapai 3.788 dolar AS per troy ounce dan logam mulia di Rp.2.180.000 per gram," imbuhnya.
Selain itu, pelaku pasar mencermati juga mengenai Stephen Miran yang baru diangkat adalah satu-satunya yang tidak setuju, mendesak pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin.
"Pasar telah memperhitungkan peluang tipis untuk pemangkasan agresif, di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan meningkatnya risiko pengangguran," bebernya.
Menurutnya, penguatan harga emas dunia dikarenakan pasar mencermati prospek politik di AS karena Mahkamah Agung.
Baca Juga: Analis: Harga Emas Menuju USD4.000, Trader Perlu Cermati Peluang
Apalagi, Mahkamah AS ini bakal memberikan argumen terkait legalitas tarif global Trump. Sebab, Trump juga berulang kali mengkritik The Fed karena tidak memangkas suku bunga dengan cepat dan lebih dalam, yang memicu kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS.
"Pada hari Kamis, pemerintahan Trump meminta Mahkamah Agung AS untuk mengizinkan presiden melanjutkan pemecatan Gubernur Federal Reserve Lisa Cook yang sebelumnya sudah di tolak oleh pengadilan federal. Hal inisebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di AS," tandasnya.